Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi keramaian (pexels.com/Kaique Rocha)

Intinya sih...

  • Kelelahan sosial, atau social fatigue, adalah alasan utama mengapa orang menghindari keramaian. Interaksi dengan banyak orang dapat menguras energi, terutama bagi introvert.
  • Keramaian identik dengan kebisingan dan aktivitas yang tiada henti. Bagi mereka dengan High Sensory Sensitivity, situasi ini sangat tidak nyaman dan melelahkan secara emosional.
  • Kecemasan sosial membuat orang merasa diawasi, dihakimi, atau tidak nyaman saat berada di tengah-tengah kerumunan. Mereka cenderung menghindari keramaian demi menjaga kesehatan mental dan emosional mereka.

Keramaian sering kali dianggap sebagai tanda kehidupan yang penuh aktivitas, sosialitas, dan keceriaan. Namun, tidak semua orang merasa nyaman berada di tengah-tengah keramaian. Sebagian individu justru merasa terganggu, cemas, atau bahkan lelah hanya dengan membayangkan berada di tempat yang ramai.

Ini bukan sekadar preferensi, tetapi sering kali berkaitan dengan alasan-alasan psikologis dan emosional yang mendalam. Berikut adalah empat alasan utama yang bisa membuat seseorang tidak menyukai keramaian.

1. Kelelahan sosial

ilustrasi merasa lelah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kelelahan sosial, atau yang dikenal juga sebagai social fatigue, adalah salah satu alasan utama mengapa orang menghindari keramaian. Berinteraksi dengan banyak orang dalam waktu yang lama dapat menguras energi, terutama bagi individu yang introvert. Mereka cenderung merasa lebih nyaman dalam lingkungan yang tenang dan memiliki waktu sendiri untuk mengisi ulang energi. Dalam keramaian, mereka mungkin merasa kewalahan oleh percakapan yang tidak penting, suara bising, atau kebutuhan untuk terus-menerus berinteraksi.

Tidak hanya itu, kelelahan sosial juga bisa dialami oleh orang yang ekstrovert, terutama jika keramaian tersebut tidak memberikan pengalaman yang bermakna. Ketika interaksi menjadi terlalu intens atau dipenuhi oleh orang yang tidak dikenal, bahkan ekstrovert bisa merasa jenuh dan ingin menghindar.

2. Sensitif berlebihan

ilustrasi keramaian (pexels.com/Kaique Rocha)

Keramaian sering kali identik dengan kebisingan, lampu yang terang, dan aktivitas yang tiada henti. Bagi beberapa orang, terutama mereka yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap stimulus (High Sensory Sensitivity), situasi ini dapat menjadi sangat tidak nyaman. Mereka mungkin merasa terganggu oleh suara musik yang terlalu keras, sorakan orang banyak, atau gerakan yang terlalu cepat di sekitarnya.

Sensitivitas ini juga dapat ditemukan pada individu dengan kondisi seperti spektrum autisme atau kecemasan sosial, di mana lingkungan yang ramai bisa memicu rasa cemas, panik, atau bahkan stres fisik. Bagi mereka, keramaian bukan hanya tidak menyenangkan, tetapi juga melelahkan secara emosional.

 

3. Kecemasan sosial

ilustrasi cemas (pexels.com/ Nathan Cowley)

Kecemasan sosial adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan rasa takut atau khawatir berlebihan dalam situasi sosial. Orang dengan kecemasan sosial sering merasa diawasi, dihakimi, atau tidak nyaman saat berada di tengah-tengah kerumunan. Bahkan, aktivitas sederhana seperti menghadiri pesta, belanja di pasar, atau naik transportasi umum yang padat bisa menjadi pengalaman yang menegangkan.

Mereka mungkin terus-menerus memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka atau merasa cemas bahwa mereka akan melakukan sesuatu yang memalukan. Akibatnya, mereka cenderung menghindari keramaian demi menjaga kesehatan mental dan emosional mereka.

4. Lebih suka ketenangan

ilustrasi orang yang tenang (pexels.com/ArtHouse Studio)

Tidak semua alasan menghindari keramaian berkaitan dengan masalah psikologis. Bagi sebagian orang, menghindari keramaian adalah bagian dari preferensi pribadi. Mereka lebih menikmati ketenangan, ruang pribadi, dan kesempatan untuk berpikir tanpa gangguan. Lingkungan yang tenang memungkinkan mereka untuk fokus, merenung, dan menemukan kedamaian batin.

Preferensi ini sering kali berkaitan dengan gaya hidup atau nilai-nilai yang dipegang seseorang. Misalnya, seseorang yang menghargai minimalisme atau mindfulness mungkin merasa bahwa keramaian membawa terlalu banyak distraksi yang tidak diperlukan. Mereka lebih memilih waktu berkualitas dengan orang-orang terdekat dibandingkan dengan berada di tengah-tengah kerumunan yang tidak dikenal.

Tidak semua orang memiliki hubungan yang sama dengan keramaian, dan itu sepenuhnya normal. Yang terpenting adalah mengenali apa yang membuatmu merasa nyaman dan menghormati kebutuhan diri sendiri. Dengan memahami alasan-alasan di balik ketidaksukaanmu terhadap keramaian, kamu bisa menemukan cara terbaik untuk tetap menjalani hidup dengan penuh keseimbangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team