Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Film Terbaik Piala Citra Tayang di Netflix (dok. Bintang Cahaya Sinema / Women from Rote Island | dok. Imajinari / Jatuh Cinta Seperti di Film-Film)

Netflix, menjadi salah satu platform streaming paling konsisten dalam menghadirkan film-film terbaik Indonesia. Tidak hanya menghadirkan film yang sukses menembus jutaan penonton saja, tetapi Netflix juga menghadirkan film-film yang berhasil keluar sebagai Film Panjang Terbaik Festival Film Indonesia.

Film yang berhasil mendapatkan penghargaan paling bergengsi di industri perfilman Indonesia ini, tentunya tidak main-main dalam berbagai aspek. Salah satu contoh seperti Women From Rote Island, yang berhasil tayang di banyak festival internasional hingga berhasil menjadi perwakilan dari Indonesia ke ajang Oscar.

Baru-baru ini, Netflix mengumumkan tanggal tayang dari Women From Rote Island, yang akan tayang di 1 Januari 2025. Patut untuk ditunggu, berikut ada 11 film terbaik Piala Citra yang tayang kembali di Netflix.

1. Tjoet Nja' Dhien (1988)

Christine Hakim (dok. Kanta Indah Film / Tjoet Nja' Dhien)

Pertama adalah Tjoet Nja' Dhien, film jadul Indonesia yang berhasil menjadi film terbaik Piala Citra di tahun 1988. Tidak tanggung-tanggung, Tjoet Nja' Dhien berhasil membawa pulang 8 Piala Citra termasuk Christine Hakim, dengan kategori pemeran utama wanita terbaik. Tjoet Nja' Dhien, mendapatkan rating IMDb sebesar 7.8/10.

Tjoet Nja' Dhien menceritakan tentang pahlawan nasional Indonesia bernama Cut Nyak Dhien, yang sukses memimpin perang melawan penjajahan Belanda. Demi membela tanah Aceh, Cut Nyak Dhien tidak pantang menyerah untuk mengusir para penjajah. Meskipun pada akhirnya, dia dikhianati oleh salah satu orang terdekatnya.

2. Gie (2005)

milesfilms.net

Beralih ke film terbaik Piala Citra di 2005, selanjutnya adalah Gie. Sebuah film produksi dari Miles Films dan SinemArt Pictures, yang berhasil memborong 11 nominasi dengan 3 kemenangan, termasuk kategori Film Terbaik. Film dengan rating 7.6 dari IMDb ini, dibintangi Nicholas Saputra, Sita Nursanti dan Wulan Guritno.

Gie, menceritakan tentang seorang anak muda keturunan Tionghoa bernama Soe Hok Gie, yang cukup keras dalam memberikan kritik terhadap bentuk ketidakadilan. Kerap dianggap terlau berani oleh orang-orang di sekitarnya, tidak jarang dia menjadi bahan perbincangan hingga sering dikucilkan dari lingkaran pertemanan.

3. Fiksi (2008)

Fiksi (dok. Cinesurya Productions / Fiksi)

Mengusung genre thriller, Fiksi berhasil keluar sebagai film panjang terbaik Piala Citra di 2008. Memborong 10 nominasi Piala Citra, Fiksi berhasil membawa pulang 4 kemenangan termasuk Mouly Surya sebagai Sutradara Terbaik. Selain itu, Fiksi juga berhasil tayang di Busan International Film Festival dan World Film Festival of Bangkok.

Menggandeng Joko Anwar sebagai penulis skenario, Fiksi menceritakan tentang gadis remaja berusia 20 tahunan bernama Alisha, yang terlahir dari keluarga kaya raya. Namun di balik semua itu, Alisha memiliki penyakit mental sejak melihat sang ibu melakukan aksi bunuh diri di hadapannya. Hal ini, membuat Alisha menjadi kesepian hingga jadi psikopat.

4. Sang Penari (2011)

Sang Penari (dok. Salto Films / Sang Penari)

Selanjutnya adalah Sang Penari, film panjang terbaik Piala Citra 2011, yang diadaptasi dari sebuah novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Selain itu, Sang Penari juga menjadi perwakilan Indonesia di ajang Academy Award, dalam ketegori Film Bahasa Asing Terbaik. Film ini dibintangi Prisia Nasution, Dewi Irawan dan Oka Antara.

Sang Penari menceritakan tentang seorang tentara yang jatuh cinta dengan penari ternama di sebuah desa bernama Dukuh Paruk. Namun sayangnya, kisah asmara mereka berdua mendapatkan banyak hambatan, di tengah-tengah pergolakan politik yang cukup panas di tahun 1960-an hingga tragedi 30 GSPKI yang cukup menggemparkan Indonesia.

5. Sang Kiai (2013)

Sang Kiai (dok. Rapi Films / Sang Kiai)

Siap-siap di bawa ke masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, selanjutnya adalah Sang Kiai. Berhasil mendapatkan 8 katrgori nominasi Piala Citra, Sang Kiai berhasil membawa pulang 4 piala kemenangan termasuk sebagai film panjang terbaik. Saking mencuri perhatiannya, Sang Kiai menjadi perwakilan Indonesia di ajang Oscar.

Sang Kiai merupakan film produksi Rapi Films, yang mengangkat perjalanan dakwah hingga perjuangan kemerdekaan dari Kyai Haji Hasyim Asy'ari. Bagi yang belum tahu, beliau merupakan pendiri dari NU, organisasi yang cukup ternama dan populer di Indonesia. Sang Kiai sendiri, dibintangi Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro dan Adipati Dolken.

6. Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014)

Cahaya dari Timur: Beta Maluku (dok. Visinema Pictures / Cahaya dari Timur: Beta Maluku)

Selanjutnya adalah Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, film terbaik Piala Citra 2014 yang berhasil menjadikan Chicco Jerikho sebagai pemeran utama pria terbaik. Diarahkan langsung Angga Dwimas Sasongko di bawah bendera Visinema Pictures, Cahaya Dari Timur: Beta Maluku masuk nominasi di ASEAN International Film Festival and Awards.

Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, menceritakan tentang Sani Tawainella, seorang pemuda yang ingin menyelamatkan anak-anak di kampungnya dari konflik agama di Ambon. Salah satunya, Sani Tawainella menawarkan dan memperkenalkan permainan sepak bola, demi mempersatukan masyarakat Ambon kembali.

7. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak (dok. Kaninga Pictures / Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak)

Berlanjut ke Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, film terbaik garapan Mouly Surya yang berhasil tembus Piala Citra. Mengantongi 14 nominasi Piala Citra, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak terbilang sukses dengan tayang di lebih dari 20 negara, beberapa di antaranya seperti Polandia, Jerman dan Italia.

Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak menceritakan tentang pembalasan dendam hingga mencari keadilan setelah menjadi korban perampokan hingga kekerasan seksual oleh segerombolan perampok. Diperankan Marsha Timothy, Marlina berkeliling kota untuk mencari keadilan dengan membawa kepala pelaku pemerkosaan yang telah dia penggal.

8. Perempuan Tanah Jahanam (2019)

Perempuan Tanah Jahanam (dok. Rapi Films / Perempuan Tanah Jahanam)

Menjadi satu-satunya film bergenre horor yang berhasil mendapatkan Piala Citra, selanjutnya adalah Perempuan Tanah Jahanam. Digarap hingga skenarionya ditulis langsung Joko Anwar, Perempuan Tanah Jahanam berhasil mengantongi penonton sebanyak 1,7 juta. Selain itu, film ini juga mendominasi16 nomasi Piala Citra.

Perempuan Tanah Jahanam, menceritakan tentang seorang perempuan bernama Maya, yang memutuskan untuk kembali ke kampung halaman, untuk menjual rumah peninggalan orang tua. Ditemani oleh salah satu sahabatnya, Maya malah menjadi bulan-bulanan warga setempat. Pasalnya, dia akan dijadikan tumbal ritual menghilangkan sial, akibat dari dosa yang sempat dilakukan kedua orang tuanya di masa lalu.

9. Penyalin Cahaya (2021)

film Penyalin Cahaya (dok. Rekata Studio / Penyalin Cahaya)

Beralih ke Penyalin Cahaya, film yang berhasil melambungkan nama Shenina Syawalita Cinnamon dan sutradara Wregas Bhanuteja. Melalui film ini, mereka berdua berhasil mendapatkan banyak penghargaan nasional dan internasional, termasuk Piala Citra. Selain itu, Penyalin Cahaya juga tayang di Busan International Film Festival.

Penyalin Cahaya menceritakan tentang seorang mahasiswa penerima beasiswa bernama Suryani, yang hampir kehilangan masa depan dan cita-citanya. Hal ini terjadi, karena Suryani menjadi salah satu korban kekerasan seksual, dari predator seksual yang dianggap psikopat. Namun anehnya, predator ini dilindungi oleh banyak orang-orang penting. 

10. Perempuan Berkelamin Darah (2023)

Perempuan Berkelamin Darah (dok. Bintang Cahaya Sinema / Perempuan Berkelamin Darah)

Telah kembali tayang di Netflix pada tanggal 1 Januari 2025, Perempuan Berkelamin Darah menjadi pusat perhatian di Piala Citra 2023. Berhasil tayang di lebih dari 27 festival interbasional, Perempuan Berkelamin Darah juga menjadi perwakilan Indonesia di ajang Oscar. Uniknya, film ini dibintangi hingga digarap oleh sutradara yang terbilang baru.

Memiliki judul internasional Women from Rote Island, Perempuan Berkelamin Darah menceritakan tentang seorang perempuan bernama Orpa, yang berasal dari Pulau Rote NTT. Di balik keindahan Rote yang sangat memanjakan mata, terdapat banyak konflik hingga masalah yang dialami beberapa masyarakat perempuan di sana.

Tepat di saat sang suami meninggal dunia, Orpa tetap bersikeras untuk menunggu anak pertamanya yang bekerja di Malaysia, sebelum sang suami di makamkan. Namun sesampainya sang anak, Orpa malah dibuat kecewa sekaligus sedih. Pasalnya, sang anak selama ini menjadi korban kekerasan seksual hingga harus hamil tanpa seorang suami.

11. Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023)

Jatuh Cinta Seperti di Film-film (dok. Imajinari / Jatuh Cinta Seperti di Film-film)

Selanjutnya adalah Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, film produksi Imajinari Pictures, yang berhasil menjadi film panjang terbaik Piala Citra 2024. Film ini mengalahkan beberapa nominasi seperi Siksa Kubur, Crocodile Tears, Kabut Berduri dan Samsara. Jatuh Cinta Seperti di Film-Film sendiri, dibintangi Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir.

Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, berpusat pada kisah asmara dari seorang penulis skenario film bernama Bagus, yang jatuh cinta dengan sahabat masa lalunya yang baru saja ditinggal mati oleh sang suami. Demi mengabadikan kisah cintanya, Bagus memilih untuk menjadikan ke dalam versi film, tanpa sepengetahuan dari wanita yang dia cintai.

Netflix menjadi salah satu platform yang konsisten dalam menghadirkan film-film terbaik dalam dan luar negeri. Hampir kebanyakan dari film di atas tidak berhasil menembus box office, kita dukung kambali dengan cara menonton ulang secara resmi di Netflix.

Editorial Team