5 Teknik Mindful Parenting agar Tantrum Anak Mereda dengan Lembut

Menghadapi anak yang sering tantrum membuat kita merasa kewalahan dan emosional. Anak mengekspresikan frustrasinya dengan cara yang intens, sehingga orangtua mudah kehilangan kesabaran. Dengan menerapkan teknik mindful parenting, kita bisa merespons tantrum dengan lebih tenang dan lembut.
Mindful parenting bukan hanya soal menenangkan anak, tetapi juga membantu kita tetap sadar dan fokus pada apa yang terjadi. Kesadaran penuh memungkinkan kita mengenali kebutuhan anak tanpa terbawa emosi sendiri. Berikut lima teknik mindful parenting yang bisa diterapkan saat anak tantrum.
1. Menarik narik napas dalam-dalam

Saat anak mulai tantrum, menarik napas dalam-dalam sebelum merespons membantu menurunkan ketegangan. Napas yang tenang memberi ruang untuk berpikir sehingga respons kita lebih lembut dan penuh perhatian. Anak akan merasakan energi stabil dari orangtua dan mulai meniru ketenangan tersebut.
Teknik ini juga mencontohkan cara menghadapi emosi dengan sehat. Anak akan lebih mudah mengelola kemarahan dan rasa frustrasinya. Dalam jangka panjang, anak akan belajar menenangkan diri sendiri tanpa bergantung sepenuhnya pada orangtua.
2. Gunakan bahasa tubuh yang tenang

Sebagai orangtua, tubuh kita sejatinya bisa menyampaikan pesan lebih kuat daripada kata-kata. Menyeimbangkan ke level anak dan menjaga ekspresi wajah yang netral membuat mereka merasa aman. Bahasa tubuh yang tenang membantu anak lebih cepat meredakan tantrumnya.
Menghindari gerakan yang bisa menimbulkan ketegangan dapat memberi sinyal bahwa kita hadir tanpa menghakimi. Posisi yang nyaman dan gerakan yang lembut akan menunjukkan perhatian dan kesabaran. Sehingga anak lebih mudah menerima arahan dan menurunkan intensitas emosinya.
3. Validasi perasaan anak

Mengakui perasaan anak membuat mereka merasa didengar dan tidak sendirian. Validasi perasaan saat anak mengalami tantum akan membantu mereka meredakan kemarahan dan frustrasi yang muncul. Sehingga anak belajar bahwa emosi mereka wajar dan bisa diekspresikan dengan aman.
Selain itu, gestur yang lembut, seperti menepuk bahu atau menggenggam tangan, dapat memberi rasa nyaman. Sehingga anak mulai menyalurkan emosinya dengan lebih terkontrol. Hal ini juga dapat memperkuat ikatan emosional antara anak dan orangtua.
4. Alihkan perhatian dengan lembut

Saat mengalami tantrum, anak sering kali terlalu fokus pada hal yang membuatnya merasa frustrasi. Sehingga mengalihkan perhatiannya pada kegiatan sederhana dapat membantu meredakan ketegangan. Teknik ini dilakukan dengan penuh perhatian, bukan sekadar distraksi.
Kegiatan seperti menggambar, menyusun balok, atau bernyanyi bisa membantu anak menenangkan diri. Setelah emosi mereda, mereka lebih siap menerima arahan dan berbicara dengan tenang. Mengalihkan perhatian memberi jeda bagi anak untuk mengatur ulang perasaannya.
5. Konsisten dengan batasan yang jelas

Mindful parenting tetap memerlukan batasan yang konsisten dan jelas agar anak merasa aman. Orangtua tetap perlu bersikap konsisten dalam memberi tahu anak apa apa saja yang diperbolehkan dan apa saja yang tidak. Tanpa batasan yang jelas, tantrum bisa terjadi lebih sering.
Menetapkan aturan dengan nada lembut namun tegas membuat anak memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Batasan ini membantu anak mengekspresikan emosi dengan cara yang lebih sehat. Hasilnya, pola demikian dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan disiplin emosional.
Mindful parenting membantu orangtua merespons tantrum anak dengan kesadaran penuh dan kelembutan. Anak belajar menenangkan diri dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat. Sehingga hari-hari penuh emosi menjadi lebih terkendali, dan hubungan orangtua dengan anak semakin harmonis.