Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
illustrasi orang tua mengasuh anak (pexels.com/Anastasia Shuraeva)
illustrasi orang tua mengasuh anak (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Menjadi orang tua bukan hanya soal memenuhi kebutuhan fisik anak, tetapi juga memberikan dukungan emosional yang kuat. Salah satu pendekatan yang kini banyak dibicarakan adalah mindful parenting, yaitu pola asuh yang mengajarkan orang tua untuk hadir penuh secara mental dan emosional saat berinteraksi dengan anak. Dengan sikap ini, anak akan merasa lebih dihargai, didengar, dan dimengerti sehingga tumbuh rasa percaya diri yang kokoh.

Kepercayaan diri anak bukanlah sesuatu yang muncul secara instan. Prosesnya dibentuk dari lingkungan yang aman, komunikasi yang sehat, dan keteladanan orang tua. Melalui mindful parenting, orang tua dapat menciptakan suasana yang mendukung anak untuk mengenali potensi dirinya, berani mengungkapkan pendapat, dan menerima diri apa adanya. Berikut lima teknik yang bisa diterapkan agar anak tumbuh dengan rasa percaya diri yang sehat.

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

illustrasi orang tua berbicara dengan anak (freepik.com/tirachardz)

Mendengarkan anak bukan hanya sekadar memberi respon singkat, tetapi betul-betul memahami apa yang mereka rasakan. Saat anak bercerita, tatap mata mereka, dengarkan tanpa menyela, dan beri respon yang menunjukkan kepedulian. Tindakan sederhana ini dapat membuat anak merasa dihargai dan suaranya penting. Semakin sering mereka merasakan hal ini, semakin besar rasa percaya diri yang berkembang.

Selain itu, mendengarkan dengan penuh perhatian juga membantu orang tua memahami lebih dalam dunia anak. Anak akan lebih terbuka dalam membagikan cerita atau masalahnya, sehingga proses pembelajaran emosional berjalan lebih baik. Rasa aman yang muncul dari kebiasaan ini akan menumbuhkan keberanian anak untuk berbicara di berbagai situasi, baik di rumah maupun di luar.

2. Memberikan apresiasi yang tulus

illustrasi orang tua berbicara dengan anak (freepik.com/freepik)

Apresiasi tidak selalu berbentuk hadiah atau pujian berlebihan, tetapi pengakuan tulus atas usaha yang dilakukan anak. Ucapan seperti “Aku melihat kamu sudah berusaha keras” dapat memberi dampak positif yang kuat. Anak akan belajar bahwa proses sama berharganya dengan hasil. Hal ini membuat mereka lebih fokus pada perkembangan diri, bukan hanya pada pencapaian akhir.

Pujian yang tepat sasaran juga membantu anak memahami bahwa mereka dihargai karena sikap, keberanian, dan konsistensinya. Dengan begitu, mereka gak takut mencoba hal baru meskipun hasilnya belum sempurna. Rasa percaya diri yang tumbuh dari apresiasi tulus akan lebih bertahan lama dibandingkan pujian yang hanya terfokus pada prestasi.

3. Menjadi teladan dalam mengelola emosi

illustrasi orang tua mengasuh anak (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Anak belajar banyak dari cara orang tua menghadapi situasi sulit. Jika orang tua mampu mengelola emosi dengan tenang, anak akan menirunya secara alami. Dalam mindful parenting, mengelola emosi berarti menyadari perasaan yang muncul, lalu meresponsnya dengan bijak, bukan reaktif. Sikap ini akan memberi contoh nyata bahwa emosi bisa diatur tanpa harus meledak-ledak.

Saat anak melihat orang tuanya mampu menghadapi masalah tanpa kehilangan kendali, mereka akan lebih percaya diri menghadapi tantangan sendiri. Anak akan memahami bahwa kegagalan atau kesulitan bukan alasan untuk menyerah, melainkan kesempatan untuk belajar. Teladan ini menjadi pondasi kuat bagi perkembangan mental dan rasa percaya diri mereka.

4. Memberi ruang bagi anak untuk mengambil keputusan

illustrasi anak memilih pakaian (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Rasa percaya diri tumbuh ketika anak diberi kesempatan membuat pilihan dalam kehidupannya. Mulailah dari hal sederhana seperti memilih pakaian, menentukan menu makan, atau memutuskan kegiatan akhir pekan. Kebiasaan ini akan melatih anak berpikir mandiri dan bertanggung jawab atas keputusannya.

Memberikan ruang untuk mengambil keputusan juga mengajarkan anak bahwa pendapat mereka dihargai. Saat anak merasakan kebebasan yang sehat ini, mereka akan lebih berani mengemukakan ide di lingkungan sosialnya. Rasa percaya diri pun berkembang seiring kemampuan mereka dalam menilai risiko dan mempertanggungjawabkan hasil.

5. Menyediakan lingkungan yang aman untuk bereksplorasi

illustrasi orang tua dan anak di alam (pexels.com/Andy Kuzma)

Lingkungan yang aman secara emosional dan fisik memberi anak kesempatan untuk mencoba berbagai hal tanpa takut dihakimi. Orang tua bisa memfasilitasi kegiatan yang merangsang kreativitas dan rasa ingin tahu, seperti membaca bersama, beraktivitas di alam, atau mencoba keterampilan baru. Hal ini akan memperluas wawasan anak sekaligus membangun keberanian.

Ketika anak merasa didukung dan tidak takut salah, mereka akan lebih berani keluar dari zona nyaman. Proses eksplorasi yang positif ini membantu anak menemukan potensi dan minatnya. Rasa percaya diri pun terbentuk dari pengalaman nyata yang mereka alami sendiri.

Mindful parenting bukanlah metode instan, tetapi proses yang memerlukan konsistensi dan kesadaran penuh dalam membesarkan anak. Dengan teknik-teknik ini, anak akan belajar mengenali dirinya, menghargai proses, dan memiliki rasa percaya diri yang sehat. Saat rasa percaya diri tumbuh, anak akan lebih siap menghadapi dunia dengan keberanian dan sikap positif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team