Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mertua dan menantu (pexels.com/Karolina Grabowska)

Hubungan antara menantu dan mertua bisa menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik. Terutama sikap buruk oleh menantu, yang tanpa sadar sudah menyalahi aturan dalam berhubungan. 

Biar gak kejadian di kamu sebaiknya jangan lakukan sikap-sikap yang tidak baik. Berikut adalah empat sikap menantu yang sering membuat mertua geleng kepala dan menjadi sumber konflik:

1. Kurang hormat dan tidak menghargai

ilustrasi calon mertua (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sikap kurang hormat atau tidak menghargai mertua dapat dengan cepat memicu ketegangan. Ini bisa berupa tidak menghargai saran atau pendapat mertua, berbicara dengan nada yang tidak sopan, atau menunjukkan sikap tidak peduli terhadap kebutuhan dan perasaan mertua.

Tentu sikap seperti ini tidak boleh dilakukan. Mertua yang merasa tidak dihargai mungkin akan merasa terluka dan menjadi kurang mendukung. Ini bisa jadi sumber konflik yang menegangkan loh.

2. Tidak terbuka untuk berkomunikasi

ilustrasi wanita marah (pexels.com/Pixabay)

Komunikasi yang buruk atau tertutup bisa menjadi sumber konflik utama. Menantu yang tidak terbuka dalam berkomunikasi atau tidak berusaha untuk membangun hubungan yang baik dengan mertua bisa menyebabkan kesalahpahaman.

Banyak yang tanpa sadar melakukannya, karena kurangnya pengalaman yang dimiliki. Ketidakmampuan untuk mendiskusikan masalah atau kekhawatiran dengan cara yang konstruktif dapat memperburuk situasi.

3. Terlalu mandiri atau tidak mau beradaptasi

ilustrasi cuek (unsplash.com/Tamara Bellis)

Meskipun kemandirian adalah kualitas yang baik, terlalu mandiri atau tidak mau beradaptasi dengan tradisi dan kebiasaan keluarga mertua bisa menimbulkan masalah. Hal ini bisa memicu masalah besar dalam keluarga. 

Misalnya, menolak untuk ikut serta dalam kegiatan keluarga atau tidak menghormati adat dan kebiasaan keluarga mertua bisa dilihat sebagai bentuk penolakan atau kurangnya rasa hormat. Hindari sikap seperti ini jika ingin tetap dihargai sebagai menantu.

4. Membatasi hubungan pasangan dengan orang tua

Ilustrasi marah (pexels.com/RDNE Stock)

Sikap menantu yang mencoba membatasi atau mengontrol hubungan pasangan dengan orang tuanya bisa menjadi sumber konflik besar. Misalnya, melarang pasangan untuk sering berkunjung atau berkomunikasi dengan orang tuanya. Sikap ini dapat menyebabkan rasa ketegangan dan kemarahan dari pihak mertua, yang merasa terasingkan atau dijauhkan dari anak mereka.

Padahal seharusnya sama-sama saling mengerti dan memberikan perhatian pada mertua. Bukan malah tidak memperbolehkan pasangan bertemu dengan orang tuanya sendiri. 

Mengelola hubungan dengan mertua membutuhkan rasa hormat, komunikasi yang baik, kesediaan untuk beradaptasi, dan pengertian. Dengan sikap yang positif dan terbuka, banyak potensi konflik dapat dihindari dan hubungan yang harmonis dapat tercipta.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team