Ilustrasi sedih (Pexels.com/cottonbro studio)
Anak yang tangguh bukan cuma kuat buat dirinya sendiri, tapi juga bisa jadi tempat sandaran yang baik untuk orang lain. Dan itu bisa tumbuh dari empati. Cara paling efektif untuk menumbuhkan empati adalah dengan memberi contoh langsung. Misalnya, saat kamu membantu tetangga, ajak anak dan ceritakan kenapa kamu melakukannya. Atau saat melihat orang lain kesusahan, ajak anak untuk berempati dan diskusikan bersama.
Kebiasaan kecil seperti ini akan membentuk pola pikir anak untuk tidak cuma memikirkan dirinya sendiri. Anak juga jadi lebih peka terhadap perasaan orang lain, yang mana sangat penting dalam proses adaptasi sosial. Anak yang punya empati cenderung lebih mudah menjalin pertemanan, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan yang sehat. Ini semua adalah bekal penting agar dia bisa tumbuh jadi pribadi yang bermental baja di tengah dunia yang gak selalu ramah.
Membesarkan anak tangguh dan adaptif gak harus dengan pola asuh yang keras. Justru lewat kasih sayang, kepercayaan, dan konsistensi dalam hal-hal kecil, kamu bisa bantu anak tumbuh jadi pribadi yang kuat mental, mandiri, dan punya empati tinggi. Ingat, anak yang terlihat lembut di luar belum tentu lemah, dan anak yang keras kepala belum tentu kuat.
Semua tergantung bagaimana kita sebagai orang dewasa membimbingnya. Gak perlu buru-buru, yang penting konsisten dan sadar bahwa setiap hari adalah proses mereka untuk belajar. Jadi, yuk mulai dari sekarang bentuk anak-anak kita jadi generasi yang kuat secara fisik dan mental!