Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang ibu berbaju putih dan anak perempuan berbaju merah muda mengobrol di atas kasur.
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sebagai orangtua, wajar banget kalau kamu ingin anak tumbuh jadi pribadi yang baik, sopan, dan punya karakter kuat. Tapi sering kali, niat baik itu malah diiringi dengan banyak nasihat panjang yang justru bikin anak cepat bosan atau menutup diri. Padahal, anak-anak sebenarnya lebih mudah belajar lewat contoh nyata dan kebiasaan sehari-hari dibanding kata-kata yang diulang-ulang.

Tanpa sadar, sikap dan tindakan orangtua setiap hari bisa menjadi “pelajaran hidup” yang membekas di benak anak. Dari cara kamu menanggapi masalah, memperlakukan orang lain, sampai bersyukur atas hal-hal kecil. Semuanya bisa menanamkan nilai penting tanpa perlu banyak ceramah. Nah, berikut ini lima nilai hidup yang bisa kamu ajarkan ke anak dengan cara sederhana tapi efektif.

1. Tanggung jawab lewat kebiasaan sederhana

ilustrasi ibu dan anak bermain (pexels.com/Anna Shvets)

Anak gak akan paham makna tanggung jawab hanya dari ucapan saja. Mereka perlu melihat dan mengalami sendiri bagaimana tanggung jawab diterapkan dalam keseharian. Misalnya, dengan membiasakan anak membereskan mainannya sendiri, membantu menaruh piring ke tempat cuci, atau menyiapkan perlengkapan sekolah setiap malam. Hal-hal kecil ini mengajarkan bahwa mereka punya peran dalam rutinitas keluarga.

Seiring waktu, anak akan memahami bahwa tanggung jawab bukanlah beban, tapi bentuk kepercayaan dari orangtua. Mereka belajar bahwa setiap tindakan punya akibat, dan bahwa melakukan hal kecil dengan konsisten bisa membangun kepercayaan diri. Lewat kebiasaan sederhana, anak tumbuh jadi pribadi yang disiplin dan bisa diandalkan tanpa merasa dipaksa.

2. Empati dari cara memperlakukan orang lain

ilustrasi ayah dan anak mengobrol (pexels.com/August de Richelieu)

Anak-anak meniru lebih cepat daripada mendengar. Mereka mengamati bagaimana orangtuanya bersikap terhadap orang lain. Ketika kamu bersikap sopan pada petugas kebersihan, menolong tetangga yang kesulitan, atau sekadar berbagi makanan, anak melihatnya sebagai contoh nyata. Tanpa disadari, mereka belajar bahwa setiap orang layak dihargai tanpa memandang status atau perbedaan.

Empati bukan sesuatu yang bisa ditanamkan lewat ceramah, tapi lewat keteladanan. Saat anak terbiasa melihat kebaikan dan rasa hormat dalam tindakan sehari-hari, mereka akan tumbuh jadi pribadi yang lembut dan peka terhadap perasaan orang lain. Dengan begitu, mereka akan belajar bahwa dunia ini bukan hanya tentang diri sendiri, tapi juga tentang memahami dan peduli terhadap sesama.

3. Disiplin lewat rutinitas harian

ilustrasi ibu dan anak bermain bersama (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Disiplin gak selalu harus diterapkan dengan aturan keras atau hukuman. Justru, anak lebih mudah memahaminya lewat rutinitas yang konsisten setiap hari. Misalnya, memiliki waktu makan, waktu belajar, dan waktu tidur yang teratur. Ketika rutinitas ini dijalankan bersama, anak belajar bahwa setiap kegiatan punya waktunya sendiri dan semua itu dilakukan demi kebaikan diri mereka.

Lewat kebiasaan ini, anak akan memahami bahwa disiplin bukan soal larangan atau tekanan, tapi cara untuk menjaga keseimbangan hidup. Mereka akan belajar mengatur waktu, memprioritaskan kegiatan, dan menghargai keteraturan. Lambat laun, disiplin akan menjadi bagian dari diri mereka tanpa perlu diingatkan terus-menerus.

4. Rasa syukur dari hal kecil yang dimiliki

ilustrasi ayah dan anak makan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Mengajarkan rasa syukur gak harus lewat kalimat, “Kamu harus bersyukur, ya.” Cukup ajak anak menghargai hal-hal kecil yang membuat mereka senang setiap hari. Misalnya, menikmati makanan sederhana bersama keluarga, bermain dengan teman, atau punya waktu untuk membaca buku. Saat anak diajak mengenali momen-momen kecil yang bermakna, mereka akan belajar melihat kebaikan di sekitarnya.

Rasa syukur yang tumbuh sejak dini akan membentuk anak yang lebih bahagia dan tidak mudah iri dengan kehidupan orang lain. Mereka akan belajar bahwa kebahagiaan bukan soal memiliki banyak hal, tapi tentang menikmati apa yang sudah ada. Sikap ini juga membuat anak lebih tahan menghadapi kekecewaan dan lebih positif dalam menjalani hidup.

5. Kejujuran lewat kepercayaan

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Kampus Production)

Anak akan lebih mudah belajar jujur ketika mereka merasa dipercaya. Saat anak melakukan kesalahan, hindari langsung memarahi atau menghakimi. Sebaliknya, coba dengarkan dulu ceritanya. Tunjukkan bahwa jujur itu lebih penting daripada terlihat sempurna. Dengan cara ini, anak akan merasa aman untuk berkata apa adanya tanpa takut dimarahi.

Dari situ, anak belajar bahwa kejujuran membawa kedekatan dan rasa lega. Mereka akan mengerti bahwa berkata jujur bukan tanda kelemahan, tapi keberanian untuk bertanggung jawab atas perbuatan sendiri. Saat kejujuran dijaga lewat kepercayaan, hubungan antara orangtua dan anak pun akan semakin kuat dan terbuka.

Kalau kamu ingin menanamkan nilai-nilai baik tanpa harus banyak bicara, coba terapkan 5 nilai di atas. Jadikan tindakanmu sebagai contoh terbaik yang bisa mereka pelajari sepanjang hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team