5 Tips Beri Anak Pujian dengan Tepat, Kasih Pujian Emang Butuh Tips?

Boost mood dan motivasi tanpa bikin efek negatif!

Intinya Sih...

  • Pujian dapat mempengaruhi karakter anak, meningkatkan mood, dan mengurangi risiko depresi.
  • Pemberian pujian berlebihan dapat merusak self-esteem dan memicu kepribadian narsistik pada anak.
  • Anak bisa membedakan pujian tulus dan tidak tulus, serta pujian dengan kalimat spesifik lebih efektif dalam meningkatkan motivasi.

Pujian dapat mempengaruhi pembentukan karakter anak. Pujian bisa menjadi booster untuk mereka menumbuhkan mindset yang pantang menyerah dan terus berusaha. Selain itu, memuji anak dapat membuat mood mereka membaik dan meminimalisir risiko depresi yang terjadi pada anak berdasar jurnal Frontiers in Psychiatry.

Tetapi, tidak selamanya pujian berdampak baik untuk anak. Terkadang ada tipe anak yang tidak suka atensi ataupun pujian. Memberikan mereka pujian hanya akan membuat mereka merasa tidak nyaman ataupun merasa pujian yang diberikan adalah fake. Bahkan, ketika salah cara menyampaikan pujian dapat merusak self-esteem mereka, hingga membuat kecenderungan kepribadian narsistik timbul (Child Development, 2017). Untuk itu, parents wajib tahu bagaimana menyampaikan pujian yang tepat untuk ananda demi menghindari efek negatif timbul. Kamu bisa mencari tahu dengan membaca penjelasan dibawah ini hingga tuntas.

1. Hindari memuji si kecil berlebihan

5 Tips Beri Anak Pujian dengan Tepat, Kasih Pujian Emang Butuh Tips?ilustrasi memuji usaha anak (pexels.com/ Annushka Ahuja)

Seperti yang kita ketahui bersama, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Begitu Pula dalam memuji si kecil. Sekilas memang terlihat baik, tapi ada efek yang tak terduga ketika parents memuji si kecil secara berlebihan.

Mengutip studi jurnal Frontiers in Psychiatry di 2017, pemberian pujian berlebihan dapat menyebabkan anak mengalami perubahan dalam perkembangan karakter mereka. Mulai dari jatuhnya self-esteem mereka akibat ketidakmampuan mempertahankan ekspektasi akibat pujian. Hingga pada anak dengan kepercayaan diri tinggi, mereka cenderung mengembangkan kepribadian narsistik. Sebaiknya, pujian seperti, “Wah, kamu hebat banget. Kamu yang terbaik,” atau “Kamu mengerjakannya dengan sempurna!” dihindari penggunaannya. Karena pujian berlebihan tersebut, hanya menekankan pada hasil bukan proses dan juga hanya menonjolkan keberhasilan si kecil bukan usaha mereka dalam meraihnya.

2. Berikan anak pujian yang tulus

5 Tips Beri Anak Pujian dengan Tepat, Kasih Pujian Emang Butuh Tips?ilustrasi memuji usaha anak (pexels.com/ Gustavo Fring)

Ternyata anak bisa membedakan mana pujian yang tulus dan tidak. Studi jurnal Social Psychological and Personality Science menyatakan anak dapat merasakan ketika parents mereka memberi pujian yang benar-benar tulus ataupun pujian yang tidak tulus. Saat parents memberikan pujian tidak tulus dan mereka menyadarinya, risiko depresi dan penurunan nilai akademik meningkat.

Pujian yang tidak tulus seperti, “Wah, gambarmu paling indah yang pernah mama lihat,” ataupun “Puding buatanmu puding paling enak yang pernah ayah makan,” berisiko pula mempengaruhi karakter anak. Anak akan cenderung menghindari tantangan, mengalami penurunan kepercayaan diri, hingga terlalu bergantung dan mencari validasi dari pujian ataupun pendapat orang lain (Journal of Experimental Psychology: General, 2014).

3. Gunakan kalimat pujian yang spesifik dan deskriptif

5 Tips Beri Anak Pujian dengan Tepat, Kasih Pujian Emang Butuh Tips?ilustrasi anak membereskan mainan (pexels.com/ Eren Li)

Dari pada memuji si kecil dengan kalimat atau kata-kata yang general, parents dapat menggunakan kalimat yang spesifik dan deskriptif. But, kenapa pemilihan kalimat jadi penting dalam memberi pujian?

Memuji dengan kalimat umum seperti, “Ayah bangga,” atau “Wah, kakak pintar,” akan kurang memiliki efek positif dalam development si kecil menurut jurnal Frontiers in Psychology. Pujian dengan kalimat umum tidak akan membuat motivasi mereka meningkat, mengurangi kesadaran anak untuk melakukan improvement dalam usaha mereka, hingga menilai diri mereka buruk. Sebaliknya, pujian yang menggunakan kalimat spesifik dan deskriptif memberikan si kecil kesempatan untuk merenung dan mencoba untuk meningkatkan motivasi serta usaha mereka dalam melakukan suatu hal (Beyond Behavior, 2011). Kamu bisa memberi pujian seperti, “Wah, kakak pintar membereskan mainan sendiri, ya!” Pujian yang spesifik dan deskriptif seperti contoh, akan meng-highlight usaha si anak yang membuahkan suatu keberhasilan.

4. Jangan memuji dengan membandingkan

5 Tips Beri Anak Pujian dengan Tepat, Kasih Pujian Emang Butuh Tips?ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiayanto)

Parents ataupun guru terkadang suka memuji si kecil ketika berhasil melakukan sesuatu. Tapi, akan berbeda ketika pujian tersebut disampaikan dengan melakukan perbandingan. Seperti, “Wah, adik lebih pintar makan daripada kakak!”

Hindari memberi pujian seperti contoh ya, parents! Sekilas, memuji dengan membandingkan akan terlihat memberikan efek positif (Self and Identity, 2005). Tapi, sebenarnya pujian dengan cara membandingkan akan berdampak negatif pada si kecil. Alih-alih mereka akan termotivasi secara internal, mereka akan fokus melakukan suatu hal untuk mencari validasi dari orang lain berdasar jurnal Motivation and Emotion. Tak jarang pula, pujian sejenis ini akan melukai anak lain dalam prosesnya.

Baca Juga: 7 Social Skill yang Wajib Orang Tua Ajarkan ke Anak, Penting Banget!

5. Sertai dengan gesture sederhana namun penuh perhatian

5 Tips Beri Anak Pujian dengan Tepat, Kasih Pujian Emang Butuh Tips?ilustrasi gesture sederhana penuh perhatian (pexels.com/ Gustavo Fring)

Saat menyampaikan pujian, ada baiknya parents juga menyertakan gesture sederhana. Tapi, kenapa menyertakan gesture dalam pujian penting?

Jika melihat studi jurnal Clinical Child and Family Psychology Review, gesture saat pemberian pujian memberi tambahan dampak positif pada perkembangan anak. Ditemukan pada parents yang menyertakan gesture saat memuji anak, dalam jangka panjang anak memiliki kontrol diri yang baik, pencapaian secara akademik lebih baik, serta memiliki ikatan lebih kuat antara orang tua dan anak. Gesture sederhana namun penuh perhatian bisa diberikan dengan pelukan, mengelus kepala anak, memberi anak sticker keberhasilan, hingga sekedar memberi anak senyuman.

Memberikan anak pujian memang baik, namun harus dilakukan dengan tepat. Parents bisa lebih fokus dalam memberi pujian yang menekankan penghargaan pada usaha anak dan juga berfokus dengan ketulusan. Memberikan anak pujian yang tepat dapat membantu mereka bertumbuh dan membantu mereka mengembangkan banyak kebiasaan baik. Serta, penting untuk menyertakan gesture yang penuh perhatian saat memberi pujian. Tak perlu dengan barang mahal, sesuatu yang sederhana saja cukup.

Baca Juga: 3 Langkah Mengajarkan Puasa pada Anak, Mulai dari Biasakan Ajak Sahur

Masrurotul Hikmah Photo Community Writer Masrurotul Hikmah

A girl with ADHD and still learn to manage it!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya