4 Langkah Menanamkan Growth Mindset pada Anak Sejak Dini

Banyak orang tua ingin anaknya tumbuh jadi sosok yang percaya diri, pantang menyerah, dan siap menghadapi tantangan. Nah, semua itu bisa dimulai dari satu hal penting: menanamkan growth mindset sejak dini. Growth mindset adalah cara berpikir bahwa kemampuan bisa berkembang lewat usaha, bukan cuma bawaan lahir.
Kalau anak sejak kecil sudah terbiasa dengan pola pikir ini, dia nggak akan gampang putus asa saat gagal atau merasa minder waktu melihat temannya lebih unggul. Justru, dia akan melihat tantangan sebagai peluang buat berkembang. Yuk, mulai dari empat langkah sederhana ini untuk menanamkan growth mindset di rumah.
1. Tanamkan bahwa kecerdasan bisa dikembangkan

Sering kali, anak tumbuh dengan anggapan bahwa dirinya “pintar” atau “nggak pintar” secara tetap. Padahal, kecerdasan itu bukan sesuatu yang statis. Anak perlu tahu bahwa kemampuan otaknya bisa berkembang kalau terus diasah. Ibarat otot, makin sering digunakan, makin kuat jadinya.
Kamu bisa kasih contoh-contoh sederhana, kayak belajar naik sepeda atau main puzzle. Katakan bahwa semua itu butuh latihan, dan makin lama makin bisa. Saat anak paham bahwa belajar itu proses, dia nggak bakal takut mencoba hal baru karena percaya bahwa dirinya bisa berkembang.
2. Ganti pujian dari hasil ke proses

Waktu anak berhasil, godaan buat bilang “Kamu memang hebat!” memang besar. Tapi, coba ubah jadi pujian yang menyoroti prosesnya, misalnya, “Wah, kamu pasti belajar serius ya sampai bisa ngerjain ini!” Kalimat seperti itu memberi pesan bahwa usaha dan ketekunanlah yang bikin berhasil.
Kalau kamu konsisten memuji proses, anak akan lebih semangat untuk mencoba dan belajar, bukan sekadar mengejar hasil akhir. Dia jadi tahu bahwa kerja keras itu bernilai, dan nggak masalah kalau belum sempurna. Yang penting, terus berproses dan nggak mudah menyerah.
3. Biarkan anak mengalami kesulitan dan bangkit kembali

Waktu anak menghadapi tantangan atau merasa kesulitan, jangan langsung buru-buru turun tangan. Coba beri ruang dulu supaya dia bisa berpikir, mencoba lagi, atau menemukan cara lain. Tantangan itu justru bisa jadi momen penting buat dia belajar bertumbuh.
Dengan membiarkan anak mengalami kesulitan tapi tetap mendukung dari belakang, kamu membantu dia membangun daya juang. Dia jadi belajar bahwa gagal bukan berarti nggak mampu, tapi tanda bahwa dia sedang belajar sesuatu yang lebih sulit. Dan itu justru hal yang baik!
4. Jadikan kesalahan sebagai bahan refleksi, bukan hukuman

Saat anak melakukan kesalahan, yang paling penting bukan langsung memarahinya, tapi mengajaknya bicara. Tanyakan, “Menurutmu, apa yang bisa kamu lakukan lain kali?” atau “Apa pelajaran yang bisa kamu ambil dari kejadian ini?” Cara ini bikin anak terbiasa merenung, bukan takut dihukum.
Kalau kesalahan dianggap sebagai bagian dari proses belajar, anak jadi nggak takut mencoba hal baru. Dia tahu bahwa salah itu wajar, dan setiap kesalahan bisa membawa pelajaran. Ini membentuk pola pikir terbuka dan tahan banting yang sangat penting dalam hidupnya nanti.
Menanamkan growth mindset nggak harus rumit. Dengan langkah-langkah sederhana dan konsisten, kamu bisa bantu anak tumbuh jadi pribadi yang suka belajar, berani mencoba, dan nggak takut gagal. Dan semua itu dimulai dari cara kamu mendampingi dan mempercayainya setiap hari.