Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ayah dan anak (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Kehadiran ayah menciptakan rasa aman emosional bagi anak

  • Ayah yang aktif mendisiplinkan tanpa tekanan, membangun hubungan sehat

  • Kehadiran ayah membantu anak mengenali dan mengekspresikan emosi dengan sehat

Kehadiran seorang ayah dalam tumbuh kembang anak bukan cuma soal peran mencari nafkah. Lebih dari itu, anak juga butuh figur ayah yang terlibat langsung dalam kehidupan sehari-harinya. Sosok ayah yang hadir dan aktif bisa menjadi pijakan penting untuk perkembangan emosional, sosial, bahkan intelektual anak. Sayangnya, masih banyak yang menganggap cukup dengan “hadir di rumah” tanpa benar-benar terlibat.

Padahal, menjadi ayah yang hadir itu bukan soal waktu luang semata, tapi soal kualitas hubungan yang dibangun. Anak-anak bukan hanya membutuhkan figur yang bisa mereka andalkan secara fisik, tapi juga secara emosional. Ketika ayah benar-benar ada dan terlibat, anak tumbuh dengan rasa aman dan percaya diri. Nah, berikut ini tujuh alasan kenapa kehadiran ayah yang aktif itu penting banget untuk anak.

1. Bantu anak merasa aman secara emosional

ilustrasi anak dan ayah (freepik.com/jcomp)

Anak-anak merasa lebih terlindungi saat tahu bahwa ayah mereka ada di samping mereka. Kehadiranmu sebagai ayah menciptakan rasa aman, terutama ketika mereka menghadapi situasi baru atau menegangkan. Rasa aman ini bukan cuma soal fisik, tapi juga secara emosional. Anak jadi lebih percaya diri saat tahu ada yang bisa diandalkan.

Ayah yang hadir dan terlibat akan membangun rasa percaya diri anak dari kecil. Mereka belajar bahwa tidak apa-apa merasa takut selama ada yang mendampingi. Dan dari situlah, perlahan mereka tumbuh jadi pribadi yang lebih kuat. Tanpa disadari, kamu sedang membangun pondasi mental yang kokoh untuk mereka.

2. Menumbuhkan kedisiplinan tanpa tekanan

ilustrasi ayah dan anak (freepik.com/freepik)

Ayah yang aktif biasanya punya gaya mendisiplinkan anak dengan cara yang lebih tegas tapi tetap hangat. Anak pun belajar tentang batasan tanpa merasa ditekan atau dipaksa. Kedisiplinan ini justru muncul dari rasa hormat dan kedekatan yang kamu bangun, bukan dari ketakutan. Anak akan lebih mudah memahami aturan jika kamu sendiri jadi contoh nyata.

Kalau kamu ikut terlibat dalam rutinitas harian mereka, seperti mengingatkan waktu belajar atau tidur, mereka akan merasa kamu peduli. Ketika kamu memberi arahan dengan nada yang tidak menghakimi, anak akan lebih terbuka. Kamu bukan hanya jadi “penegak aturan,” tapi juga pendamping yang siap membantu mereka belajar. Ini akan membentuk hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai.

3. Membantu anak mengenali emosi

ilustrasi ayah dan anak (freepik.com/freepik)

Anak laki-laki maupun perempuan butuh belajar bagaimana mengelola dan mengekspresikan perasaan mereka. Kehadiranmu sebagai ayah yang juga bisa menunjukkan emosi dengan sehat akan jadi contoh langsung buat mereka. Saat kamu bisa bercerita tentang harimu, mengakui rasa lelah, atau bilang kalau kamu senang, anak pun merasa nyaman melakukan hal yang sama. Ini membangun empati dan kedekatan yang lebih dalam.

Anak jadi tahu bahwa menunjukkan emosi bukan tanda kelemahan, tapi bagian dari menjadi manusia. Dengan kamu hadir, anak merasa punya tempat yang aman untuk bicara dan berbagi. Mereka belajar bahwa menangis bukan hal memalukan dan bahagia layak dirayakan. Dari hal sederhana ini, anak akan tumbuh jadi pribadi yang lebih terbuka secara emosional.

4. Menjadi role model dalam hal hubungan

ilustrasi ayah dan anak (freepik.com/freepik)

Cara kamu memperlakukan pasangan, teman, atau bahkan tetangga akan jadi pelajaran penting buat anak. Mereka mengamati, menyerap, dan meniru apa yang kamu lakukan, bahkan tanpa kamu sadari. Kalau kamu menunjukkan kasih sayang, respek, dan komunikasi yang baik, mereka akan meniru pola itu. Inilah mengapa ayah yang hadir sangat penting.

Kamu jadi panutan pertama mereka tentang bagaimana hubungan seharusnya berjalan. Misalnya, saat anak melihat kamu mendengarkan ibunya dengan penuh perhatian, mereka belajar tentang empati. Atau saat kamu minta maaf jika berbuat salah, mereka tahu bahwa tidak apa-apa untuk bertanggung jawab. Pelajaran ini akan terbawa sampai mereka dewasa nanti.

5. Membangun ikatan emosional yang kuat

ilustrasi ayah dan anak (freepik.com/freepik)

Hubungan antara ayah dan anak bisa jadi sangat spesial kalau dibangun dari momen-momen kecil yang bermakna. Entah itu dengan mengantar sekolah, menemani bermain, atau sekadar ngobrol di malam hari—semuanya punya dampak besar. Dari situ, anak merasa dihargai dan dicintai bukan karena prestasi mereka, tapi karena siapa mereka. Itu penting banget buat tumbuh kembang mental mereka.

Kalau kamu konsisten terlibat, anak akan merasa kamu adalah tempat yang aman untuk kembali. Ini bukan soal berapa lama waktu yang kamu habiskan, tapi bagaimana kamu benar-benar hadir saat bersama mereka. Lewat kebiasaan ini, anak belajar membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Dan kamu pun akan punya kenangan yang berarti sepanjang hidup.

6. Mendukung perkembangan kognitif anak

ilustrasi komunikasi dalam keluarga (pexels.com/Anna Shvets)

Banyak riset menunjukkan bahwa anak yang dekat dengan ayahnya cenderung punya perkembangan kognitif yang lebih baik. Ini bukan berarti kamu harus ngajarin matematika tiap hari, ya. Tapi interaksi seperti membaca buku bareng, berdiskusi, atau sekadar menjawab pertanyaan mereka bisa memberi stimulasi besar. Anak merasa dihargai ketika kamu melibatkan mereka dalam percakapan yang bermakna.

Keterlibatanmu membantu anak mengasah kemampuan berpikir kritis, bahasa, dan pemecahan masalah. Anak juga merasa lebih percaya diri untuk mengeksplorasi hal-hal baru saat tahu kamu mendukung mereka. Kamu jadi seperti "teman main" sekaligus "pemandu jalan" dalam proses belajarnya. Itu sesuatu yang sangat berharga dan berdampak jangka panjang.

7. Mengajarkan nilai-nilai kehidupan secara nyata

ilustrasi ayah dan anak (freepik.com/freepik)

Lewat tindakan sehari-hari, kamu bisa mengajarkan banyak nilai penting seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, dan rasa hormat. Anak-anak akan belajar lebih cepat dari apa yang mereka lihat dibanding dari apa yang mereka dengar. Jadi kalau kamu konsisten menunjukkan sikap yang baik, anak juga akan menyerap hal itu sebagai bagian dari dirinya. Ayah yang hadir adalah guru kehidupan pertama buat anak.

Kamu gak perlu ceramah panjang lebar, cukup dengan memberi contoh lewat tindakan. Saat anak melihat kamu membantu pekerjaan rumah tanpa diminta, mereka belajar soal inisiatif. Saat kamu menepati janji, mereka belajar tentang integritas. Semua itu tertanam dalam diri mereka secara perlahan, tapi pasti. Dan suatu hari, mereka akan bersyukur punya ayah seperti kamu.

Menjadi ayah yang aktif dan hadir itu mungkin terdengar sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Anak-anak tumbuh dengan bekal rasa percaya diri, cinta, dan nilai-nilai hidup yang kuat. Sosok ayah bukan hanya pelindung atau pencari nafkah, tapi juga panutan dan sahabat sejati. Kamu punya peran penting yang tak tergantikan dalam perjalanan hidup mereka.

Jadi, tidak perlu menunggu waktu luang atau momen istimewa untuk mulai terlibat. Justru dari momen kecil yang kamu berikan tiap hari, anak belajar hal-hal besar. Hadirmu bukan tentang seberapa banyak waktu, tapi seberapa tulus kamu ada di sana. Karena buat anak, ayah yang aktif dan peduli adalah hadiah paling berharga yang bisa mereka dapatkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team