Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Cara Bijak Berkomunikasi dengan Guru Saat Anak Ditegur, Jaga Emosi! 

ilustrasi guru menegur siswa (pexels.com/Kaboompics.com)

Sebagai orang tua, menghadapi situasi saat anak terkena teguran guru bisa menjadi momen yang menegangkan. Akan timbul rasa khawatir bahkan luapan emosi saat mendengar kabar kurang menyenangkan tersebut.

Namun, penting untuk bersikap tetap tenang agar bisa melakukan komunikasi secara bijak dengan guru. Artikel ini akan membahas langkah-langkah yang bisa diambil untuk berkomunikasi secara efektif dengan guru tanpa terbawa emosi.

1. Pahami situasi secara mendalam

ilustrasi ibu berbicara dengan putrinya (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebelum melakukan komunikasi dengan guru, penting untuk memahami situasi yang sebenarnya untuk memperoleh informasi lengkap mengenai teguran tersebut. Tanyakan kepada anak mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan dengarkan mereka dengan penuh perhatian sebelum berbicara dengan guru.

Tindakan ini tidak hanya bisa memberikan konteks secara lebih jelas, tetapi juga menunjukkan bentuk kepedulian kepada anak. Memahami situasi dengan lebih mendalam akan membantu ketika berkomunikasi dengan guru dengan perspektif yang lebih baik.

2. Siapkan diri secara emosional

ilustrasi menenangkan diri sebelum berkomunikasi dengan guru (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika mendengar anak ditegur, emosi bisa cepat memuncak jadi penting untuk menyiapkan diri secara emosional sebelum berkomunikasi dengan guru. Luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri dengan menarik napas dalam-dalam dan memikirkan tujuan komunikasi yang akan dilakukan.

Ingatlah jika tujuan dari komunikasi adalah untuk mencari solusi dan memahami situasi, bukan malah menyalahkan guru atau membuat konflik. Persiapkan mental sebaik mungkin, belajarlah untuk lebih banyak mendengarkan bukan hanya berbicara hal yang kurang bijak.

3. Gunakan pendekatan positif

ilustrasi wali murid berbicara dengan guru (pexels.com/Resume Genius)

Ketika berkomunikasi dengan guru, sikap positif sangat penting dilakukan untuk menciptakan suasana yang lebih baik saat berdiskusi. Mulailah percakapan dengan menunjukkan apresiasi, misalnya dengan berkata, “saya menghargai perhatian Ibu terhadap anak saya”.

Sikap positif tersebut juga menunjukkan bentuk penghormatan terhadap guru yang telah mendidik anak-anak semampu yang mereka bisa. Saat komunikasi berjalan dengan baik akan tercipta kesempatan untuk memulai percakapan yang lebih konstruktif.

4. Lakukan komunikasi dengan kalimat diplomatis

ilustrasi wali murid berbicara dengan guru (pexels.com/Christina Morillo)

Saat berbicara dengan guru pilihlah kata-kata yang bijak dan hindari nada menyerang atau menyalahkan agar situasi tidak semakin tegang. Gunakan kalimat yang lebih diplomatis seperti, “saya ingin memahami lebih baik apa yang terjadi dengan anak saya”, daripada “kenapa ibu menegur anak saya?”.

Pendekatan yang baik akan menciptakan ruang untuk dialog yang lebih terbuka dan bisa membantu menjaga emosi agar tetap terkendali.

5. Fokus pada solusi, bukan masalah

ilustrasi wali murid berbicara dengan guru (pexels.com/Edmond Dantès)

Agar bisa memperoleh solusi yang tepat dari permasalah yang dihadapi fokuslah pada solusi, bukan masalah. Tanyakan kepada guru apa yang bisa dilakukan untuk membantu anak berkembang dan belajar dari pengalaman tersebut. Misalnya, “apa yang bisa saya lakukan kepada anak saya setelah teguran ini?”. Dengan mengalihkan fokus dari masalah ke solusi akan menunjukkan komitmen untuk mendukung perkembangan anak dan menciptakan kerjasama yang lebih baik dengan guru.

6. Bangun komunikasi terbuka

ilustrasi wali murid berbicara dengan guru (pexels.com/cottonbro studio)

Setelah melakukan pembicaraan, penting untuk membangun komunikasi terbuka dengan guru. Jangan ragu untuk mengubungi guru di kemudian hari untuk mendapatkan update mengenai perkembangan anak. Selain menunjukkan kepedulian terhadap anak, komunikasi berkelanjutan bisa membangun hubungan yang lebih baik dengan guru, sehingga kolaborasi dalam mendukung anak lebih efektif.

Menghadapi teguran guru terhadap anak memang bukan hal yang mudah, tetapi dengan sikap bijak, emosi akan terkendali dan komunikasi lebih efektif. Komunikasi yang baik antara orangtua dan guru akan menjadikan anak lebih siap untuk belajar dari pengalaman dan tumbuh menjadi individu yang lebih baik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sani Eunoia
EditorSani Eunoia
Follow Us