Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi wanita hamil (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kehamilan adalah perjalanan yang penuh kebahagiaan, tapi juga bisa penuh tantangan, termasuk stres. Mungkin kamu pernah mendengar bahwa stres bisa berdampak buruk pada tubuh, tapi apakah kamu tahu kalau stres saat hamil bisa mempengaruhi perkembangan janin? Stres yang dialami ibu hamil bukan hanya soal perasaan, tetapi juga bisa berpengaruh langsung pada kesehatan bayi.

Yuk, kita gali lebih dalam tentang hal ini dan kenapa kamu harus memahami betul dampaknya.

1. Stres dapat mempengaruhi perkembangan otak bayi

Ilustrasi wanita hamil (Pexels.com/Matilda Wormwood)

Stres pada ibu hamil, terutama yang terjadi dalam trimester pertama dan kedua, dapat memengaruhi perkembangan otak bayi. Hormon stres, seperti kortisol, dapat menembus plasenta dan berinteraksi langsung dengan janin. Ini bisa menyebabkan gangguan dalam perkembangan otak yang berpotensi memengaruhi kemampuan belajar dan perilaku bayi di masa depan.

Selain itu, bayi yang terpapar stres dalam kandungan berisiko mengalami masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi, saat mereka tumbuh. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental selama kehamilan bukan hanya penting untuk ibu, tetapi juga untuk masa depan anak.

2. Stres bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur

Ilustrasi wanita hamil (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu mungkin tidak sadar, tapi stres yang berlebihan bisa meningkatkan risiko melahirkan prematur. Ketika tubuh terpapar stres dalam waktu yang lama, itu bisa mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang berperan dalam memulai proses persalinan. Hormon stres yang tinggi bisa mempercepat kontraksi rahim, yang pada gilirannya menyebabkan kelahiran prematur.

Melahirkan prematur bisa berdampak pada kesehatan bayi, seperti masalah pernapasan, gangguan pada organ-organ vital, dan kebutuhan perawatan intensif setelah lahir. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres demi kesehatan ibu dan bayi.

3. Kondisi mental ibu mempengaruhi kualitas ASI

Ilustrasi menggendong bayi (Pexels.com/MART PRODUCTION)

Ibu yang mengalami stres berat selama kehamilan berisiko lebih tinggi mengalami masalah dalam produksi ASI setelah melahirkan. Stres memengaruhi hormon oksitosin, yang bertanggung jawab dalam proses menyusui. Tanpa oksitosin yang cukup, produksi ASI bisa terganggu, yang berpotensi mengurangi kualitas dan kuantitas ASI yang diberikan pada bayi.

Bayi yang mendapatkan ASI dengan kualitas dan kuantitas yang baik cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat dan tumbuh dengan lebih sehat. Maka, menjaga kondisi mental ibu selama kehamilan sangat berperan penting dalam memberikan nutrisi terbaik bagi bayi.

4. Stres dapat memengaruhi hubungan ibu dan bayi

Ilustrasi seorang wanita menggendong bayi (Pexels.com/Ron Lach)

Stres selama kehamilan juga dapat mempengaruhi hubungan ibu dengan bayi setelah kelahiran. Ibu yang mengalami stres cenderung merasa lebih cemas, yang dapat membuat mereka kesulitan dalam menjalin ikatan emosional dengan bayinya. Gangguan ikatan ini, yang dikenal sebagai “attachment disorder”, dapat mempengaruhi perkembangan emosional bayi di masa depan.

Namun, ketahui bahwa hal ini bisa diatasi. Dengan dukungan yang tepat, ibu dapat membangun kembali ikatan yang sehat dengan bayinya. Oleh karena itu, penting untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau tenaga medis jika kamu merasa terlalu stres.

5. Relaksasi dan dukungan sosial dapat mengurangi dampak stres

Ilustrasi pasangan (Pexels.com/Ivan Samkov)

Meskipun stres tidak bisa dihindari sepenuhnya, ada banyak cara untuk menguranginya. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan berfokus pada relaksasi dan mencari dukungan sosial. Berbicara dengan pasangan, keluarga, atau teman dekat bisa memberikan ketenangan mental. Selain itu, teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi bisa sangat membantu dalam menenangkan pikiran.

Dukungan dari orang terdekat juga sangat berperan dalam menjaga kesehatan mental ibu hamil. Ingat, kamu tidak harus menghadapi stres kehamilan sendirian. Mencari bantuan adalah langkah pertama untuk menjaga kesehatan mentalmu dan bayimu.

Kehamilan adalah perjalanan yang menuntut perhatian dan perawatan ekstra, terutama terhadap kesehatan mental. Stres, meskipun sering dianggap sebagai hal yang wajar, memiliki dampak yang lebih besar dari yang kita bayangkan. Sebagai calon ibu, kamu berhak merasa bahagia dan tenang. Mulailah menjaga dirimu dengan lebih baik, karena kesehatan mentalmu adalah fondasi yang kokoh untuk kehidupan yang lebih sehat dan bahagia, baik untuk dirimu maupun bayimu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team