5 Alasan Hindari Mengeluh Biaya Sekolah di Depan Anak, Bikin Kepikiran

Intinya sih...
Orangtua bertanggung jawab penuh terhadap biaya pendidikan anak
Pendidikan adalah investasi penting untuk masa depan anak
Mengeluh di depan anak dapat membuatnya merasa bersalah dan kehilangan motivasi belajar
Biaya sekolah anak memang bisa membuat orangtua pusing. Terutama kalau anak atau orangtua sendiri ingin memasukkannya ke sekolah swasta. Makin lengkap fasilitas dan banyak prestasi di sekolah tersebut makin tinggi juga biayanya.
Untuk biaya pendidikan satu anak saja sudah bikin kamu dan pasangan agak stres. Apalagi kalau anak lebih dari satu serta semuanya usia sekolah. Tapi seberat apa pun beban keuangan keluarga akibat biaya pendidikan anak, jangan mengeluh.
Terlebih keluhan itu disampaikan di depan anak. Sekalipun ia masih kecil, apa-apa yang disampaikan oleh orangtua dapat terekam dengan baik. Mengeluh tidak sama dengan sekadar membicarakannya. Dalam keluhan terdapat kesan kuat betapa kalian terbebani oleh ongkos sekolah anak. Ini tidak seharusnya dilakukan karena lima alasan berikut.
1. Sudah menjadi tanggung jawab orangtua
Tanggung jawab orangtua terhadap anak memang sangat besar. Ini meliputi segala hal dalam kehidupan anak dan untuk waktu yang panjang. Orangtua baru bisa bernapas lega kelak setelah anak menjadi individu dewasa sepenuhnya. Dia dapat mencari uang sendiri, memutuskan berbagai hal terkait hidupnya dengan akal sehat, serta mampu mempertanggungjawabkannya.
Sementara buat sekarang dan banyak tahun mendatang, anak masih menjadi tanggung jawab penuh orangtua. Termasuk soal pendidikannya. Maka aneh apabila dirimu serta pasangan malah mengeluhkannya di depan anak atau siapa pun.
Itu memperlihatkan ketidaksiapan kalian menjadi orangtua yang baik. Anak gak tahu apa-apa. Kalian yang menginginkan kehadirannya di dunia ini. Semua biaya yang timbul kemudian karena kelahirannya tidak semestinya dikeluhkan.
2. Hasilnya untuk bekal anak sampai jauh di masa depan
Pendidikan adalah investasi yang sangat penting bagi kehidupan anak. Apabila orangtua cuma memberikan uang pada anak pasti habis dalam waktu cepat. Namun, pendidikan seperti benih yang ditanam dalam dirinya.
Benih itu akan tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat. Anakmu bakal memetik buahnya suatu saat nanti. Berinvestasi di pendidikan anak gak bakal rugi. Orang pandai dengan orang bodoh menyikapi segala hal secara berbeda.
Kalian juga mesti menyadari ketidakmampuan sepenuhnya mendidik anak di rumah. Energi dan kemampuan kalian dalam mengajari anak ada batasnya. Menyekolahkan serta mengikutkannya berbagai les sama dengan perpanjangan tangan kedua orangtua.
Kalian gak akan selamanya menemani anak. Setiap ajaran yang pernah diterimanya dari orangtua maupun guru-guru di sekolah dan tempat les bakal menjadi senjata dalam perjuangan hidupnya nanti. Sekolah tak harus yang mahal. Namun, orangtua mengeluarkan banyak biaya demi pendidikan terbaik anak juga gak akan rugi.
3. Bikin anak merasa bersalah dan kehilangan motivasi belajar
Sekecil apa pun anak, ada risiko dari orangtua mengeluh di depannya. Anak dapat merekam dulu perkataanmu dan pasangan. Lalu dia perlahan-lahan belajar memahaminya. Satu kamu serta pasangan sudah lupa pernah mengeluhkan biaya sekolahnya, anak masih ingat.
Walaupun kalian tetap menyekolahkan anak sesuai rencana, hati anak boleh jadi tersiksa. Ada rasa bersalah karena dia merasa telah menyusahkan kedua orangtua. Makin sering serta buruk isi keluhanmu, makin anak terbebani secara mental.
Anak menjadi kehilangan semangat belajar. Ia membayangkan seandainya tidak bersekolah, ayah dan ibunya gak perlu capek-capek cari uang. Rasa bersalah seperti ini dapat membayanginya hingga bertahun-tahun kemudian. Apalagi bila orangtua tak cuma sekali mengeluh.
4. Anak juga dapat sakit hati dan ingin mengembalikan uangmu
Keluhan orangtua juga dapat membuat anak merasa sakit hati. Ada kesan kalian tidak ikhlas dalam menyekolahkannya. Bahkan anak bisa berpikir bukan cuma biaya sekolah yang membebani kalian. Biaya makannya setiap hari pun sebetulnya memberatkan orangtua.
Ini bukan soal kalian cukup kaya atau miskin. Tapi anak dapat menangkap kesan orangtua tidak ikhlas dalam membiayai segala keperluannya. Anak mungkin merasa marah, tetapi juga tahu dirinya tak berdaya.
Anak cuma bisa memendam sakit hati sebab tidak kuasa mendebat kalian secara langsung. Kamu serta pasangan mengeluh sepanjang apa pun, anak hanya diam. Seandainya dia punya uang sebanyak orang dewasa, ia lebih suka mengembalikan setiap rupiah yang telah dibayarkan kalian buat sekolah atau kebutuhannya yang lain.
5. Anak bukannya sama sekali tak perlu tahu biaya pendidikannya
Orangtua memang hendaknya tak mengeluhkan biaya pendidikan di depan anak. Akan tetapi, ini tidak berarti ia sama sekali gak perlu tahu mengenai hal tersebut. Hanya saja, cara menyampaikannya harus lembut dan memotivasi anak.
Bandingkan perbedaan rasa dari dua kalimat berikut. Pertama kalimat keluhan, "Sekolahmu mahal sekali. Ayah sama Ibu sampai capek kerja siang malam cuma buat menyekolahkanmu. Orangtua lain belum tentu mau keluar biaya sebesar itu."
Sementara kalimat kedua sekadar pemberitahuan plus motivasi. "Nak, biaya sekolahmu cukup besar. Ayah dan Ibu siap bekerja keras untuk masa depanmu. Tapi janji pada kami, ya. Kamu akan belajar sungguh-sungguh sampai cita-cita tercapai."
Kalimat kedua jauh lebih berhasil menyampaikan pesan penting pada anak. Yaitu, orangtua dan anak punya tugas masing-masing serta harus bekerja sama. Orangtua bertugas mencari uang buat membayar sekolah anak, sedangkan anak giat belajar.
Biaya sekolah anak memang bisa bikin orangtua stres. Akan tetapi, jangan pernah menularkan rasa stres kalian pada anak. Percayalah bahwa kamu dan pasangan akan mampu membiayai pendidikannya hingga tuntas.