Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Dampak Negatif Memilih Tumbuh di Bawah Indahnya Pujian

ilustrasi tertawa bersama (pexels.com/Monstera)
ilustrasi tertawa bersama (pexels.com/Monstera)
Intinya sih...
  • Terlalu banyak pujian bisa membuat seseorang merasa terlalu percaya diri atau bahkan sombong, menghalangi pembelajaran dan pengembangan diri.
  • Ketergantungan pada pujian dapat menyebabkan kecemasan, stres, dan mengurangi kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.
  • Tidak mampu menangani umpan balik negatif atau kegagalan dengan cara yang sehat dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional.

Tumbuh di bawah banyaknya pujian mungkin terdengar ideal, tetapi bisa membawa dampak negatif jika tidak diimbangi dengan kritikan yang konstruktif dan pemahaman yang realistis. Pujian sangat diharapkan oleh banyak orang. Sehingga tak heran banyak orang yang memilih untuk mendapatkan pujian daripada kritikan.

Namun, dibalik kesenangannya ada sisi negatif yang didapatkan ketika memilih hal demikian. Berikut adalah empat dampak negatif dari kondisi ini:

1. Perasaan kelebihan percaya diri atau kesombongan

ilustrasi cewek sombong (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi cewek sombong (pexels.com/Kindel Media)

Terlalu banyak pujian bisa membuat seseorang merasa terlalu percaya diri atau bahkan sombong. Mereka mungkin mulai merasa bahwa mereka selalu benar dan lebih baik daripada orang lain. Bahaya jika seseorang sudah merasa seperti ini. 

Sikap ini bisa menghalangi pembelajaran dan pengembangan diri, karena seseorang mungkin tidak mau menerima kritik atau masukan dari orang lain. Akhirnya mereka akan terbelakang sebab tak mau mengembangkan dirinya. Inginnya hanyalah mendapatkan pujian yang samu saja. 

2. Ketergantungan pada validasi eksternal

ilustrasi tertawa (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi tertawa (pexels.com/Antoni Shkraba)

Seseorang yang terbiasa menerima banyak pujian mungkin menjadi tergantung pada validasi eksternal untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri. Ini bisa menyebabkan kecemasan dan stres ketika pujian tidak lagi datang. Padahal seseorang gak perlu terlalu berlebihan untuk mendapatkan validasi dari orang lain. 

Ketergantungan pada pujian dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri dan merasa puas dengan pencapaian pribadi. Padahal hidup selalu berjalan, hindari untuk ingin selalu dipuji karena itu bisa mematikan potensi diri. 

3. Kesulitan menghadapi kritik atau kegagalan

ilustrasi debat (pexels.con/ RDNE Stock project)
ilustrasi debat (pexels.con/ RDNE Stock project)

Ketika seseorang yang selalu dipuji menghadapi kritik atau kegagalan, mereka mungkin kesulitan menghadapinya karena tidak terbiasa. Ini bisa menyebabkan perasaan tidak aman, frustrasi, atau bahkan menyerah. Mentalnya tidak terlalu kuat sebab biasanya mendapatkan kenikmatan dari pujian. 

Tidak mampu menangani umpan balik negatif atau kegagalan dengan cara yang sehat dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional. Memungkinkan seseorang tidak mendapatkan pujian lagi sebab tak mampu menghadapi masalah dengan kemampuan yang baik. Tentu hal ini malah semakin memperumit diri sendiri. 

4. Harapan yang tidak realistis

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terlalu banyak pujian dapat membentuk harapan yang tidak realistis tentang kemampuan dan pencapaian seseorang. Mereka mungkin merasa bahwa mereka harus selalu sempurna atau selalu berhasil dalam segala hal. Padahal tidak musti begitu dalam menyikapi kehidupan yang kompleks ini. 

Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan ini, hal itu bisa menyebabkan kekecewaan besar dan mengurangi rasa percaya diri serta motivasi. Malah bikin beban pikiran bertambah dan tidak mampu mengembalikan motivasi diri sebab sangat lemah. 

Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan pujian yang seimbang dengan umpan balik konstruktif dan realistis. Ini membantu anak-anak mengembangkan rasa percaya diri yang sehat, kemampuan untuk menerima dan belajar dari kritik, serta ketahanan dalam menghadapi tantangan dan kegagalan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us