Makassar, IDN Times - Upacara adat Mosehe memiliki tempat tersendiri di dalam khazanah budaya Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara. Kata "mosehe" sendiri secara terminologi adalah penggabungan dua kata yakni "mo" (melakukan sesuatu) dan "sehe" (suci atau menyehatkan).
Beranjak dari pemaknaan tersebut, muncul dalam benak bahwa upacara tersebut identik dengan ritual tolak bala (baik gagal panen, wabah atau bencana) yang menimpa sebuah wilayah, namun lebih dari sekadar itu. Dalam artikel jurnal "Islam, Adat, And Conflict Resolution" (JICSA Volume 02, No. 01, Juni 2013) menjelaskan bahwa Mosehe juga diadakan untuk menyelesaikan konflik.
"Masyarakat Tolaki berasumsi, bahwa kemunculan beragam masalah gawat seperti wabah menyebabkan kematian, permusuhan, konflik antar individu, konflik antar keluarga, konflik antar kelompok atau konflik antar desa, adalah hasil perbuatan manusia yang telah dilanggar norma adat. Untuk memulihkan keadaan, tidak ada cara untuk memulihkan keadaan kecuali dengan menggelar Mosehe," tulis Erens Elvianus Koodoh (hal. 149).