Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Tanda Waktunya Kuliah Sambil Bekerja, Bukan Sekadar Butuh Uangnya

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Jika ketika kamu duduk di bangku SMA bahkan lebih muda lagi sudah bekerja, saat kuliah mungkin itu berlanjut. Dirimu terbiasa menghasilkan uang sendiri. Seandainya kamu mendapatkan beasiswa kuliah pun, rasanya gak puas kalau tak bekerja.

Punya uang dari jerih payah sendiri memberikan rasa bangga yang berbeda dari menerima beasiswa. Namun, untukmu yang sama sekali belum pernah bekerja barangkali bimbang. Kapan saat yang tepat buat kamu mulai mencoba cari uang sendiri?

Apakah dirimu mesti menunggu kuliah selesai? Jawabannya tentu tidak. Dari segi usia, kamu sudah dewasa buat mulai bekerja. Memang kuliah sembari bekerja bisa menjadi pilihan atau keharusan. Enam situasi di bawah ini menunjukkan dirimu tidak perlu ragu buat menyambi cari duit.

1. Ekonomi orangtua minim

ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Seperti disinggung di awal, ada beasiswa untuk mahasiswa atau calon mahasiswa yang terkendala biaya. Akan tetapi, itu bukan satu-satunya jalan supaya kamu bisa menjadi sarjana. Jangan buru-buru putus asa apabila dirimu gagal mendapatkan bantuan biaya pendidikan.

Walau ekonomi orangtua minim, mimpimu menimba ilmu di bangku kuliah tak harus berakhir sampai di sini. Kamu bisa bekerja untuk membayar biaya kuliahmu. Memang pilihan pekerjaannya boleh jadi terbatas sesuai ijazah terakhirmu. Akan tetapi, apa pun pekerjaannya selama halal dan baik lakukan saja.

2. Keinginanmu lebih banyak daripada uang pemberian orangtua

ilustrasi melihat pakaian (pexels.com/Michael Morse)

Orangtua rutin memberimu uang buat bayar kuliah, kos-kosan, dan biaya hidup. Namun, itu bukan artinya kamu gak perlu bekerja. Uang pemberian mereka barangkali hanya cukup untuk berbagai kebutuhan dasarmu sebagai mahasiswa.

Bagaimana kalau keinginanmu lebih banyak daripada kemampuan orangtua memenuhinya? Contohnya, dirimu suka sekali jalan-jalan, mengikuti tren fesyen, atau gonta-ganti gadget. Terbaik memang kamu berusaha mengendalikan keinginan. Jangan neko-neko sebelum dirimu bisa mencari uang sendiri.

Akan tetapi andai berbagai keinginan itu sulit dibendung, bekerjalah buat memenuhinya sendiri. Jangan jadi anak manja yang hanya bisa meminta ini itu pada orangtua. Tebus keinginanmu dengan kerja kerasmu.

3. Usiamu tak semuda mahasiswa pada umumnya

ilustrasi bertelepon (pexels.com/Aathif Aarifeen)

Biasanya mahasiswa semester satu berumur 17 atau 18 tahun. Bahkan ada yang lebih muda lagi. Mereka langsung melanjutkan pendidikan dari SMA ke perguruan tinggi. Namun, perjalananmu berbeda. Kamu baru berkuliah di usia yang lebih tua. Seperti 25 tahun atau malah kepala tiga.

Tidak apa-apa. Umur bukan halangan untuk siapa pun menuntut ilmu. Keinginanmu tetap menimba ilmu justru harus diapresiasi. Jangan minder karena itu. Akan tetapi, umur yang gak semuda teman-teman di kampus membuatmu harus lebih realistis menatap masa depan.

Walau kamu sudah punya tabungan buat membiayai kuliah sampai selesai, tetaplah bekerja. Bila dirimu stop bekerja total, kondisi finansialmu selepas lulus menurun tajam. Itu dapat membuatmu stres. Kamu kesulitan buat survive pasca wisuda.

4. Kuliahmu tak terlalu padat dan gak suka berorganisasi

ilustrasi bekerja (pexels.com/Kampus Production)

Kuliah sambil bekerja tentu membawa dampak cukup besar. Kamu bakal lebih capek. Maka tidak semua mahasiswa tepat untuk melakukannya. Makin padat perkuliahanmu, makin sulit untuk disambi bekerja.

Terutama jika dirimu banyak praktikum dan gak cuma mempelajari teori. Habis praktikum pasti kamu harus membuat laporan dengan analisis mendalam. Bekerja bukan prioritas. Sebaliknya kalau kuliahmu terbilang longgar dan kamu tidak suka berorganisasi, bekerja saja. Waktu kosongmu menjadi lebih bernilai.

5. Tidak ingin sempat menganggur setelah lulus

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Anna Tarazevich)

Kamu duduk di semester berapa pun, coba untuk menatap jauh ke masa depan. Tanyakan pada diri sendiri, kira-kira bagaimana nasibmu setelah wisuda? Apakah ada jaminan kamu bakal langsung bisa bekerja?

Jika dirimu tidak ingin merasakan masa menganggur setelah lulus, mulailah bekerja lebih awal. Sekalipun jenis pekerjaannya gak ada hubungannya dengan kuliahmu, itu bisa menyelamatkan masa depanmu. Habis wisuda saja kamu langsung bekerja lagi.

Cap pengangguran tidak dapat dilekatkan padamu. Dirimu pun tetap bisa sambil mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Secara mental, kamu terhindar dari stres dan malu karena menganggur.

6. Ada tawaran yang menarik

ilustrasi sibuk (pexels.com/Vlada Karpovich)

Seperti apa tawaran kerja yang menarik itu? Ada beberapa ciri seperti waktunya bisa fleksibel menyesuaikan jadwal kuliahmu. Pendapatannya juga lumayan. Kamu pun memahami bidang kerjanya.

Bahkan jenis pekerjaannya nanti dapat menjadi pengisi CV-mu setelah lulus. Tawaran kerja yang tidak sebagus itu saja jarang diperoleh orang. Sayang sekali apabila dirimu justru menyia-nyiakannya.

Tawaran kerja yang langsung ditujukan padamu sama dengan karpet merah. Selama pekerjaannya legal, ambil saja. Seumur hidupmu nanti belum tentu kamu kembali mendapatkan tawaran pekerjaan sebagus itu. Jika dirimu betah, pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan sampai setelah wisuda.

Kuliah sambil bekerja mungkin tidak mudah untukmu yang belum pernah melakukannya. Kamu harus bisa membagi waktu, tenaga, serta pikiran. Jalani prosesnya dan nikmati hasilnya nanti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us