Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Tanda Tubuh Kamu Sedang Stres, Meski Merasa Baik-baik saja

ilustrasi seseorang yang stres (pexels.com/Ron Lach)

Kamu mungkin merasa sedang tidak ada masalah besar. Semua terlihat baik-baik saja dan tetap berjalan seperti biasanya. Namun tanpa disadari, tubuhmu mungkin sedang memikul beban yang tidak tampak.

Secara medis, stres memicu peningkatan hormon kortisol dalam tubuh. Hormon ini berperan penting dalam membantu kita menghadapi tekanan, jika terus tinggi dalam jangka waktu lama bisa mengganggu berbagai fungsi tubuh. Yang jadi masalah, efeknya sering kali tidak langsung terasa secara emosional melainkan lewat reaksi fisik yang halus.

Itulah kenapa penting untuk lebih peka terhadap sinyal-sinyal kecil dari tubuh. Bisa jadi stres sedang bekerja diam-diam tanpa kamu sadari. Yuk, kenali lebih jauh bagaimana tubuh memberi peringatan saat berada di bawah tekanan.

1. Lelah terus meski tak banyak aktivitas

ilustrasi orang yang sedang kelelahan (pexels.com/Cedric Fautleroy)

Merasa lelah setelah beraktivitas berat adalah hal yang normal. Namun,jika kita merasa lelah terus menerus padahal aktivitasnya tergolong ringan bisa jadi itu merupakan sinyal tubuh bahwa ada yang tidak seimbang, baik dari segi fisik, mental maupun gaya hidup. Kondisi seperti anemia, kekurangan vitamin atau masalah hormon yang sering kali menjadi penyebabnya. Salah satunya yaitu tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol. Sehingga, tubuh terasa “capek terus” meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Gejalanya yaitu ditandai dengan kita yang sering mengantuk sepanjang hari, tidak bersemangat melakukan aktivitas meski tidur cukup dan mudah kehabisan energi.

Selain itu kelelahan berkepanjangan juga bisa dipicu oleh kurangnya asupan nutrisi seperti kurangnya zat besi dan vitamin B12 pada tubuh. Tanpa asupan gizi yang cukup, tubuh akan kesulitan memproduksi energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas. Jika terus berlanjut, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.

Janganlah kita anggap remeh rasa lelah yang tidak wajar ini. Karena bisa jadi ini sinyal bahwa tubuh sedang bekerja keras melawan penyakit yang belum terdeteksi. Menjaga pola, istirahat yang cukup dan rutin berolahraga bisa membantu mencegah kondisi ini semakin parah.

2. Kamu sering sakit kepala secara mendadak

ilustrasi orang sakit kepala mendadak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sakit kepala memang keluhan yang umum terjadi, tapi jika muncul secara mendadak tanpa sebab yang jelas, kamu perlu waspada. Kondisi ini bisa menjadi tanda butuh sedang berada di bawah tekanan, meskipun secara emosional kamu merasa baik-baik saja. Stres bisa menyebabkan otot-otot dikepala, leher dan bahu menjadi tegang sehingga memicu sakit kepala tipe tegang atau tension headache.

Selain karena ketegangan mental, sakit kepala mendadak juga bisa dipicu oleh kurangnya asupan cairan, pola makan yang tidak teratur atau terlalu lama menatap layar gadget. Jika sakit kepala datang terus-menerus dan tidak membaik dengan istirahat atau obat ringan, jangan tunda untuk konsultasi ke dokter. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko masalah kesehatan lain yang lebih serius muncul.

3. Sistem pencernaan mulai bermasalah

ilustrasi sakit perut (pexels.com/Kindel Media)

Selain sakit kepala ketika kita stres sistem pencernaan kita pun akan bermasalah. Tetapi sering kali gangguan sistem pencernaan seperti perut kembung, mual, sembelit atau diare berulang sering kali diabaikan atau dianggap sepele. Padahal, pencernaan yang terganggu bisa menjadi tanda bahwa tubuh tidak dalam kondisi sehat atau tidak baik-baik saja. Penyebabnya bisa berasal dari pola makan yang tidak sehat, intoleransi makanan yang tertentu atau stress yang berlebihan

Jika sistem pencernaan terganggu, maka proses penyerapan nutrisi oleh tubuh pun akan ikut terhambat. Akibatnya, tubuh akan kekurangan energi dan nutrisi penting untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Bahkan, gangguan pencernaan jangka panjang juga memicu penyakit serius seperti gastritis atau sindrom iritasi usus besar.

Maka dari itu kita harus menjaga pola makan yang sehat, mengurangi konsumsi makanan berminyak dan pedas serta memperbanyak asupan serat seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan biji-bjian. Sehinggaa dapat membantu memperbaiki kondisi pencernaan kita. Jangan ragu berkonsultasi ke dokter jika keluhan terus berulang.

4. Susah tidur atau tidur yang kurang

ilustrasi susah tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidur adalah waktu bagi tubuh kita untuk memulihkan diri. Tidur bukan hanya soal istirahat, tetapi juga proses penting bagi tubuh untuk memperbaiki diri. Seseorang yang  mulai sering mengalami susah tidur (insomnia) atau tidur dalam waktu yang sangat pendek, bisa jadi tubuh kita sedang mengalami stres, kecemasan atau gangguan hormon. Kurangnya tidur bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan

Sehingga orang yang mengalami sulit tidur, sistem kekebalan tubuhnya akan menurun, nantinya tubuh pun akan mudah sakit. Masalah tidur yang berlarut-larut maka akan menyebabkan depresi atau kecemasan berlebihan.

Jika kita sulit tidur dan hal tersebut menjadi suatu kebiasaan, maka penting dari sekarang untuk mulai memperbaiki pola tidur. Biasakan tidur di jam yang sama setiap malam, kurangi konsumsi kafein dan hidari penggunaan gadget menjelang tidur.

5. Berat badan jadi naik turun tak menentu

ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Andres Ayrton)

Perubahan berat badan yang tidak wajar tanpa alasan jelas bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang stres, lohh. Beberapa orang mengalami peningkatan berat badan akibat stres karena tubuh melepaskan hormon kortisol berlebih, yang meningkatkan nafsu makan dan menyebabkan penumpukan lemak, terutama di area perut. Sebaliknya, sebagian orang kehilangan nafsu makan sama sekali sehingga berat badannya turun drastic dalam waktu singkat.

Menurut Healthline, stres kronis dapat memengaruhi metabolisme tubuh, pola makan dan adanya lonjakan glukosa yang berdampak pada kenaikan berat badan. Jika kamu mengalami lonjakan atau penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa perubahan pola makan atau olahraga, jangan abaikan. Konsultasikan ke dokter atau ahli gizi untuk mengetahui penyebabnya dan mencegah gangguan kesehatan jangka panjang.

6. Emosi jadi gampang meledak

ilustrasi orang sedang marah (pexesl.com/Yan Krukau)

Perubahan emosi yang tidak stabil seperti mudah marah atau sedih berlebihan sering kali bukan hanya masalah kepribadian, melainkan juga tanda tubuh mengalami kelelahan mental atau gangguan kesehatan. Salah satu faktornya yaitu stres.

Emosi yang tidak terkontrol bisa berdampak buruk, baik bagi kita yaitu diri sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus maka kesehatan mental kita akan terganggu dan memicu gangguan lain seperti kecemasan atau depresi.

Cara terbaik untuk mengatasi perubahan emosi adalah dengan kita menjaga kesimbangan antara aktivitas fisik dan mental. Yaitu dengan cara meluangkan waktu untuk relaksasi, istirahat yang cukup dan berbicara dengan orang yang kita percaya agar dapat membantu kita menjaga stabilitas emosi.

Meskipun kamu merasa baik-baik saja secara mental, tubuh bisa memberi sinyal bahwa ada stress tersembunyi yang sedang terjadi. Mengenali tanda-tanda fisik seperti ini akan membantumu mengambil langkah pencegahan sebelum stres berkembang menjadi gangguan yang lebih serius. Jangan ragu untuk mencari bantuan, baik dari profesional maupun orang terdekat. Menjaga kesehatan mental dan tubuh secara menyeluruh adalah bentuk cinta paling dasar untuk diri sendiri. Semangat!

 Sumber :

  • https://www.webmd.com/balance/stress-management/stress-symptoms-effects_of-stress-on-the-body

  • https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/stress/signs-and-symptoms-of-stress/

  • https://www.healthline.com/health/stress/effects-on-body

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us