ilustrasi nongkrong di kafe (unsplash.com/NathanDumlao)
Entah itu nongkrong di kafe, staycation tiap bulan, atau beli barang branded terbaru, semua itu memang seru apalagi kalau banyak teman yang melakukannya juga. Tapi kalau kamu ikut-ikutan cuma biar gak ketinggalan tren atau takut dibilang “gak gaul”, itu bisa jadi jebakan gaya hidup yang lebih besar dari penghasilanmu sendiri.
FOMO alias fear of missing out memang bikin banyak orang merasa harus selalu terlihat up to date dan punya kehidupan yang ‘keren’. Tapi kalau terus-terusan memaksakan diri biar bisa ‘selevel’ sama lingkungan sosial, dompetmu yang akhirnya tersiksa. Gak masalah ko bilang “gak dulu” atau pilih opsi yang lebih hemat. Gaya hidup kamu seharusnya mencerminkan kondisi keuanganmu, bukan tekanan sosial.
Menyesuaikan gaya hidup dengan penghasilan itu penting banget kalau kamu gak mau terus-menerus hidup dalam tekanan finansial. Gaya hidup keren di luar gak ada artinya kalau di dalam hati kamu stres mikirin cicilan atau gak punya tabungan sama sekali. Gak perlu langsung berubah drastis, kok! Cukup mulai saja dari hal kecil, seperti mencatat pengeluaran dan mulai bijak dalam belanja. Semangat ya, teman-teman!
Sumber:
https://www.nasdaq.com/articles/7-key-signs-youre-truly-middle-class-its-much-more-your-paycheck
https://agcu.org/7-signs-youre-living-beyond-your-means/
https://www.quora.com/What-are-some-signs-that-your-lifestyle-is-too-extravagant-for-your-income-level