5 Tanda Gaya Hidupmu Sudah Lebih Mahal dari Penghasilan, Bahaya!

Pernah gak sih kamu ngerasa baru aja gajian, tapi uangnya udah nyaris habis padahal belum masuk minggu kedua? Atau malah kamu sampai harus berhutang ke teman untuk kebutuhan bulanan? Bisa jadi tanpa sadar, gaya hidupmu udah lebih mahal dari penghasilanmu sendiri.
Gaya hidup yang terlalu tinggi memang seringkali gak terasa di awal. Semua tampak normal karena kamu masih bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan. Tapi, kalau kamu perhatikan lebih jeli lagi, ada beberapa tanda yang menunjukkan kalau kondisi finansialmu mulai gak sehat. Simak artikel ini sampai tuntas, supaya tahu kalau mungkin saja gaya hidupmu sudah lebih mahal dari penghasilan.
1. Gaji habis sebelum tanggal gajian

Kalau kamu sering kehabisan uang bahkan sebelum tanggal gajian tiba, itu tanda paling jelas kalau pengeluaranmu gak seimbang sama penghasilan. Idealnya, gaji yang kamu terima cukup untuk menutup semua kebutuhan selama sebulan, bahkan masih bisa disisihkan untuk ditabung. Tapi kalau baru masuk minggu kedua udah mulai ngitung hari ke tanggal gajian, itu saatnya kamu evaluasi gaya hidupmu.
Bisa jadi, kamu terlalu banyak spending untuk hal-hal yang sebenarnya gak mendesak. Seperti halnya belanja online karena lapar mata, langganan layanan streaming lebih dari satu, atau makan di luar setiap hari. Sekali dua kali mungkin gak terasa, tapi kalau jadi kebiasaan, pengeluaranmu akan membengkak tanpa kamu sadari. Mulailah bikin anggaran bulanan dan patuhi batasnya supaya gak terus-terusan hidup mepet.
2. Sering pakai paylater atau kartu kredit untuk hal konsumtif

Punya fitur paylater atau kartu kredit memang memudahkan transaksi, apalagi saat lagi bokek. Tapi kalau kamu terlalu sering mengandalkannya untuk beli hal-hal konsumtif, seperti baju baru, skincare mahal, gadget kekinian, atau sekadar nongkrong, itu bisa jadi sinyal bahaya! Apalagi kalau pemakaiannya cuma karena “lagi ingin saja,” bukan kebutuhan yang mendesak.
Masalahnya, kebiasaan ini bisa bikin kamu terlena dan merasa punya uang lebih dari kenyataannya. Padahal, itu semua adalah utang yang harus dibayar di kemudian harii. Kalau terus dibiarkan, utangmu bisa menumpuk dan bikin keuangan makin gak sehat. Jadi, sebelum akhirnya pakai paylater atau gesek kartu kredit, ada baiknya pikirkan dulu apakah kamu benar-benar butuh atau enggak, ya!
3. Tabungan dan dana darurat nol besar

Coba cek rekening tabunganmu deh, apakah kosong melompong? Kalau kamu merasa susah banget buat nyisihin uang, apalagi sampai gak punya dana darurat sama sekali, itu bisa jadi tanda gaya hidupmu udah terlalu mahal. Padahal, tabungan dan dana darurat itu penting banget buat jaga-jaga kalau tiba-tiba ada pengeluaran tak terduga, seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan keluarga.
Gaya hidup yang sehat tuh seharusnya tetap menyisakan ruang untuk menabung, walaupun cuma sedikit. Kalau semua pendapatanmu langsung habis untuk konsumsi dan gaya hidup, berarti kamu perlu mengevaluasi ulang prioritas. Mulailah biasakan menyisihkan sebagian gaji di awal, bukan di akhir bulan saat uang sudah tinggal recehan saja. Mulai dari angka kecil dulu saja, ya!
4. Sering gak tahu uang lari ke mana

Pernah gak sih kamu ngerasa uangmu cepat banget habis, tapi pas dicek lagi, gak ada pembelian besar yang kamu ingat? Kalau iya, berarti kamu termasuk orang yang sering mengeluarkan uang tanpa sadar. Pengeluaran kecil tapi sering, seperti jajan kopi tiap hari, beli camilan online atau top up e-wallet mulu tuh kalau dikumpulkan bisa jadi jumlah yang lumayan besar, lho!
Masalahnya, karena jumlahnya kecil dan terjadi sering, kamu cenderung gak mencatat atau bahkan mengabaikannya. Lama-lama kamu jadi bingung sendiri ke mana perginya uang gajimu. Untuk mencegah hal ini, coba biasakan mencatat setiap pengeluaran, sekecil apa pun. Dari situ, kamu bisa mulai mengidentifikasi kebiasaan boros yang bisa dipangkas. Semangat selalu, ya!
5. Ikut gaya hidup teman biar gak FOMO

Entah itu nongkrong di kafe, staycation tiap bulan, atau beli barang branded terbaru, semua itu memang seru apalagi kalau banyak teman yang melakukannya juga. Tapi kalau kamu ikut-ikutan cuma biar gak ketinggalan tren atau takut dibilang “gak gaul”, itu bisa jadi jebakan gaya hidup yang lebih besar dari penghasilanmu sendiri.
FOMO alias fear of missing out memang bikin banyak orang merasa harus selalu terlihat up to date dan punya kehidupan yang ‘keren’. Tapi kalau terus-terusan memaksakan diri biar bisa ‘selevel’ sama lingkungan sosial, dompetmu yang akhirnya tersiksa. Gak masalah ko bilang “gak dulu” atau pilih opsi yang lebih hemat. Gaya hidup kamu seharusnya mencerminkan kondisi keuanganmu, bukan tekanan sosial.
Menyesuaikan gaya hidup dengan penghasilan itu penting banget kalau kamu gak mau terus-menerus hidup dalam tekanan finansial. Gaya hidup keren di luar gak ada artinya kalau di dalam hati kamu stres mikirin cicilan atau gak punya tabungan sama sekali. Gak perlu langsung berubah drastis, kok! Cukup mulai saja dari hal kecil, seperti mencatat pengeluaran dan mulai bijak dalam belanja. Semangat ya, teman-teman!
Sumber:
https://www.nasdaq.com/articles/7-key-signs-youre-truly-middle-class-its-much-more-your-paycheck
https://agcu.org/7-signs-youre-living-beyond-your-means/
https://www.quora.com/What-are-some-signs-that-your-lifestyle-is-too-extravagant-for-your-income-level