5 Novel Berlatar Perang di Berbagai Negara, Kisah Tragis Bikin Nangis!

Menyajikan cerita yang sarat makna kehidupan

Perang tak ubahnya adalah kerusakan. Bukan hanya bangunan yang harus porak poranda melainkan juga kesengsaraan dan pembunuhan terhadap warga sipil yang memilukan. Namun, bagaimana kalau kisan berlatar perang menjadi topik utama dalam sebuah novel? Tentunya bikin kita bisa mengintip kengerian yang terjadi. 

Nah, untuk kamu yang ingin melihat sudut pandang korban dari kekejaman perang, coba intip lima novel berikut ini. Penulisnya mengangkat cerita berlatar perang dari berbagai negara. Siapkan tisu kalau kamu mau baca, ya!

Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Horor Klasik Adaptasi Novel Terbaik, Penuh Teror!

1. Nyala Semesta oleh Farah Qoonita

5 Novel Berlatar Perang di Berbagai Negara, Kisah Tragis Bikin Nangis!Buku Nyala Semesta (instagram.com/qooonit)

"Hati-hati mukmin itu satu, Nak, di seluruh dunia. Apalagi di Gaza, dua juta penduduk jumlahnya, kita sama-sama sedang berjuang dijalan Allah. Kita sama-sama sedang membebaskan Palestina dari cengkraman mereka."

Novel Nyala Semesta mengambil kisah tentang keluarga Khalid yang harus menghadapi ancaman kematian dalam menjaga tanah suci Palestina. Adanya penjajahan, penyiksaan, penembakan, ledakan rudal, dan lainnya telah berlanjung lama. Lalu, mampukah keluarga Khalid dan keluarga lainnya tetap kukuh dalam membebaskan Palestina? Kamu harus baca kisah sedihnya, deh. 

Salah satu buku yang harus kamu baca jika ingin melihat sudut pandang Gaza, kamu bisa baca ramuan kata Farah Qoonita. Novel yang memiliki tebal 283 halaman ini bergenre action-thriler dan merupakan fakta fiksi; kisah di dalamnya di buat berdasarkan fakta namun diramu kembali dalam bentuk fiksi. Cocok nih untuk kamu yang mau kepoin Gaza, Palestina. 

2. As Long As The Lemon Tree Grow oleh Zoulfa Katouh

5 Novel Berlatar Perang di Berbagai Negara, Kisah Tragis Bikin Nangis!Buku As Long As The Lemon Trees Grow (instagram.com/Lintangreads)

"Di sepanjang sejarah, Kerajaan jatuh silih berganti. Mereka berdiri, membangun, dan jatuh. Tidak ada yang abadi. Bahkan juga kesakitan yang kita rasakan."

Novel As Long As The Lemon Tree Grow sempat tranding di sosial media dan mendapatkan rating yang baik dari para kritikus, lho. Selain itu, novel debut dari Zoulfa Katouh ini telah diterjemahkan ke dalam 21 bahasa termasuk bahasa Indonesia dengan berbagai penghargaan, salah satunya masuk sebagai kandidat shortlisted Book of The Year Discover di The British Book Award 2023. 

Novel yang memiliki ketebalan 416 halaman ini bergenre historical fiction, hingga romance yang berlatar tempat di Homs, Suriah. Menceritakan tentang Salama, mahasiswa farmasi yang masih berusia 18 tahun harus menjadi dokter bedah di rumah sakit darurat saat perang resolusi pecah di Suriah. Konfliknya pun beragam dengan plot twist yang mengejutkan, tentang penyakitnya PTSD, kegalauan Salama meninggalkan Suriah, hingga kisah cinta tipis-tipis bersama Kenan. Lalu bagaimana akhir kisah Salama? Jangan lupa baca bukunya, ya!

3. A Passage North oleh Anuk Arudpragasam's

5 Novel Berlatar Perang di Berbagai Negara, Kisah Tragis Bikin Nangis!Buku A Passage North (instagram.com/ashlyntalksbooks)

"In the three or four mounth that followed, time the felt, in his memory, strangely outside time."

Novel A Passage North mengambil latar perang sipil di Srilanka yang telah berkonar selama lebuh dari 30 tahun. Novel yang memiliki tebal 304 ini terbit tahun 2021 silam yang akan menambah wawasanmu terkait perang di Srilanka.

Novel ini menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Krishan, yanh asalnya di Srikanka merantau ke Delhi. Lalu, dia mendapat kabar duka tentang perang yang genting di Srilanka yang membuatnya terpkasa harus pulang kampung. Perjalanan pulangnya ia harus menyaksikan  luka-luka maupun dari kisah perang sipil yang terjadi. Lantas, bagaimana akhir perang di Srilangka? Yuk, baca bukunya!

4. Republik Jungkir Balik: Sebuah novel berlatar perang kemerdekaan oleh Suparto Brata

5 Novel Berlatar Perang di Berbagai Negara, Kisah Tragis Bikin Nangis!Buku Republik Jungkir Balik (instagfam.com/antimabook)

"Rasanya percuma saja Kartidjo datang mengunjungi ibunya menggunakan pantalon gabardin yang mahal harganya, menandakan dia sudah jadi orang terpelajar dan tidak layak lagi dipanggil Badut, orang yang mencari sedekah dengan melucu."

Novel Republik Jungkir Balik merupakan sebuah novel yang berlatar di Surabaya di tahun 1945 silam. Novel ini memiliki tebal 392 halaman yang terbit pertama kali pada tahun 2009 yang lalu. Dijamin deh meningkatkan semangat nasionalis. 

Menceritakan tentang kisah 10.000 penduduk Surabaya yang harus terpaksa mengungsi ke luar kota, mereka pun hanya membawa pakaian yang melekat di tubuhnya dengan kepanikan yang terjadi. Keluarga Kartidjo pun menjadi salah satu pengungsi, kemudian di tempat baru mereka bertemu keluaga Saputra. Dua keluarga tersebur memiliki konflik yang pelik. Lalu, akankah mereka bisa kembali lagi ke Surabaya?

5. First They Erases our Name: A Rohingnya Speaks oleh Habiburahman dan Sophie Ansel

5 Novel Berlatar Perang di Berbagai Negara, Kisah Tragis Bikin Nangis!Buku First They Erases our Name: A Rohingnya Speaks (goodreads.com/First They Erases our Name: A Rohingnya Speaks)

"The Rohingnya do not have a written history. Our story could be told through the number of deaths, or the number of rufegeer, if only someone were counting."

Lalu, ada buku. Berjudul First They Erases our Name: A Rohingnya Speaks yang mengharu biru dan terbit tahun 2018 silam. Novel yang memiliki tebal 256 halaman ini menceritakan tentang etnis Rohingnya yang pemimpin negara tersebut mendeklarasikan bahwa Rohingnya tidak termasuk etnis asli Myanmar. Kamu dapat merasakan kesedihan, ketegaran dalam menghadapi segala tekanan walau dunia diam tak membantu. 

Mengambil kisah tentang Habiburrahman, yang lahir di Burma dan menyandang etnis Muslim Rohingnya. Namun, pada tahun 2016, pemerintah gencar menyingkirkan etnis tersebut hingga beribu orang mengungsi ke negara tetanggam. Lewat buku ini, kita akan melihat perjuangan Habiburahman dan yang lainnya dalam bertahan hidup di negara yang memusihinya dan kesukaran mereka hidup di negara asing. Dijamin bikin sedih, deh. 

Jangan berharap dapat meninggalkan kesan happy ending pada lima novel di atas. Malahan kamu akan merasakan haru biru, kesedihan, ketegangan, hingga kemarahan. Semoga dengan kita membaca kisahnya, membuat kIta lebih empati dan mengutuk apapun penjajahan di dunia ini seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. 

Baca Juga: 10 Film Indonesia Adaptasi Novel Mengangkat Permasalahan Keluarga

sarah aisyah Photo Community Writer sarah aisyah

Books, Poems, Blue

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya