Peringatan: Cerita dan gambar dalam artikel ini mengandung unsur kekerasan yang dapat memicu rasa tidak nyaman bagi sebagian pembaca.
Makassar, IDN Times - Sebuah buku berjudul Thuis gelooft niemand mij: Zuid-Celebes, 1946-1947 (versi Bahasa Indonesia: Di Belanda Tak Seorang Pun Mempercayai Saya, Yayasan Pustaka Obor Indonesia (2018)) dilepas ke publik pada tahun 2016 silam. Penulisnya adalah Maarten Hidskes, seorang jurnalis sejumlah stasiun televisi Belanda.
Menyimak tahun di judul bukunya, sontak terlintas tentang aksi polisionil Depot Speciale Tröpen (DST) pimpinan Kapten Raymond Westerling di Sulawesi Selatan. Memang, buku yang ditulis Maarten tak jauh dari salah satu episode kelam dan kontroversial dalam sejarah Negeri Kincir Angin.
Namun, semua berawal dari rasa ingin tahu Maarten atas masa muda sang ayah, Piet Hidskes. Piet sendiri adalah salah satu anak buah Westerling dalam operasi DST.