Makassar, IDN Times - Setelah Kerajaan Sriwijaya runtuh pada 1377 dan Bandar Melaka direbut Portugis tahun 1511, para pedagang di luar kongsi milik kerajaan-kerajaan Eropa mulai mencari pelabuhan baru untuk disinggahi. Masih di area Nusantara, tapi seluruh pelaut punya banyak opsi tempat singgah di tengah perjalanan panjang atau bahkan untuk menjajakan jualan.
Ada Aceh yang masih berada di sekitar Selat Melaka, Banten sebagai gerbang masuk Pulau Jawa, dan sejumlah bandar sepanjang pesisir timur Pulau Kalimantan. Dan tak jauh dari situ, terdapat Makassar, lokasi persinggahan ideal (selain Bau-Bau) untuk kapal-kapal yang bertolak menuju atau pulang dari Kepulauan Maluku, gugusan kaya rempah di timur Nusantara.