Makassar, IDN Times - Agustus tahun ini jadi bulan yang istimewa bagi para pengagum Pramoedya Ananta Toer dan tulisan-tulisannya. Dua film adaptasi novelnya, Bumi Manusia (1980) dan Perburuan (1950), dilepas ke pasar. Publik menyambutnya dengan senang hati, tanpa sweeping dan penolakan reaksioner --ingat "Dilan 1992" di Makassar?-- sejauh ini.
Bumi Manusia yang dibesut sutradara kawakan Hanung Bramantyo menyedot nyaris 100 ribu penonton di hari perdana pemutarannya. Sedang Perburuan karya Richard Oh --dibintangi Adipati Dolken dan Ayushita-- rilis bersamaan dengan Bumi Manusia yakni pada Kamis 15 Agustus lalu.
Euforia atas karya-karya Pram melonjak. Bukan karena statusnya yang laris manis di toko buku, namun sebagian berpendapat ini adalah indikasi penting bahwa Indonesia mulai melepas warisan Orde Baru sedikit demi sedikit. Mungkin saja anggapan tersebut masih prematur mengingat buku-buku 'kiri' masih menjadi momok untuk beberapa kalangan, namun nama Pram beserta tulisan-tulisannya kini bebas duduk di rak buku mana saja.