Makassar, IDN Times - Seorang psikolog asal University of California bernama Megan Robbins, pernah menyebut bahwa masing-masing orang menghabiskan rata-rata 52 menit per hari untuk membicarakan orang lain alias bergosip atau lagi tren disebut gibah.
Ya, gosip atau gibah seolah identik dengan aktivitas yang membuang-buang waktu. Belum lagi kalau topiknya ternyata tentang orang terdekat. Eit, ternyata para ahli ternyata menemukan bahwa bergosip bukan sekadar melampiaskan emosi sesaat. Terjadi proses sosial penuh makna yang ternyata bisa menjadi keuntungan bagi diri sendiri.
Nah, berikut ini manfaat bergosip bagi psikologis seperti yang dihimpun oleh BrightSide.me.