Warga menggunakan masker untuk mencegah penularan virus corona saat melihat lowongan pekerjaan di West Coast New Area di Qingdao, Provinsi Shandong, Tiongkok, pada 8 April 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS
Namun dalam sebuah artikel di New England Journal of Medicine pada 28 Februari 2020, dijabarkan bahwa kurang dari 15 persen pasien COVID-19 di Tiongkok adalah perokok aktif atau mantan perokok. Wow, banyak juga ya?
Puluhan peneliti yang tergabung dalam China Medical Treatment Expert Group for COVID-19 menemukan fakta bahwa merokok bisa meningkatkan level parahnya penyakit yang diderita. Dari 1.099 pasien yang diteliti, potensi menderita gejala berat jadi 1,4 kali lebih berat dan 2,4 kali lebih mungkin mendapat perawatan intensif di ICU.
Dari 173 pasien dengan gejala parah, 16,9% dari mereka adalah masih menjadi perokok aktif dan 5,2% adalah mantan perokok. Sementara untuk pasien dengan gejala sedang, 11,8% di antaranya adalah perokok aktif dan 1,3% pernah merokok.
Lebih lanjut, sebuah penelitian berskala kecil menyebut bahwa dari 78 orang pasien positif, statistik jumlah perokok yang kondisinya memburuk selama jalani perawatan lebih tinggi ketimbang menunjukkan peningkatan kondisi atau malah berhasil pulih.