Ilustrasi anak bermain game (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Ketika seseorang mulai merasa bahwa seluruh nilai dirinya hanya berasal dari pencapaian di dalam game, itu bisa menjadi tanda bahaya yang sering luput disadari. Identitas pribadi menjadi sangat bergantung pada ranking, level, prestasi, atau pengakuan dari komunitas dalam game. Padahal, nilai diri seharusnya berasal dari banyak aspek seperti kemampuan sosial, pencapaian di dunia nyata, atau relasi dengan orang sekitar.
Ketika semua itu tergantikan hanya oleh status di dalam game, keseimbangan hidup mulai terganggu. Ketergantungan semacam ini bisa menyebabkan krisis identitas saat seseorang tidak bisa bermain lagi atau ketika game tersebut tidak lagi relevan. Memperluas makna diri di luar game adalah langkah penting agar tidak terjebak dalam lingkaran yang membatasi pertumbuhan pribadi.
Meninggalkan game favorit memang bukan keputusan mudah, terutama jika sudah menjadi bagian dari rutinitas atau identitas diri. Namun, menjaga kesehatan mental, relasi sosial dan tanggung jawab pribadi jauh lebih penting daripada mempertahankan sesuatu yang justru membawa dampak negatif. Jika beberapa tanda di atas mulai terasa di kehidupan kamu, tidak ada salahnya untuk istirahat sejenak atau bahkan berhenti total.