Makassar, IDN Times - Dalam satu dekade terakhir, Central Intelligence Agency (CIA) merilis sejumlah dokumen rahasia yang telah disensor perihal aktivitas mereka dari dekade 1950-an hingga 1960-an kepada publik. Dokumen yang dirilis termasuk kawat komunikasi antara seluruh utusan diplomatik AS di seluruh dunia dengan Gedung Putih.
Salah satunya yang dirilis badan intelijen Amerika Serikat itu adalah arsip korespondensi antara pihak Kedubes AS di Jakarta dengan Washington DC. Sejumlah fakta terungkap, salah satunya bagaimana pemerintahan Negeri Paman Sam mengikuti secara cermat gejolak politik dalam negeri Indonesia jelang Gerakan 30 September (G30S). Kala itu, AS memang tengah berusaha membendung komunisme dan pengaruh Uni Soviet di Asia Tenggara.
Dari arsip yang mencapai ribuan halaman itu, terselip fakta-fakta perihal sejumlah aksi main hakim sendiri yang menyasar anggota dan simpatisan PKI di seluruh Indonesia. Melalui laporan harian rutin setiap pagi --biasa disebut President's Daily Brief-- Presiden Lyndon B Johnson tahu bahwa di sebuah tempat yang berjarak 16 ribu kilometer dari Ruang Oval, tempatnya bekerja, sesuatu yang besar sedang terjadi.