Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria pegal kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dalam budaya yang menghargai produktivitas tinggi, istirahat sering kali dianggap sebagai kemewahan, bukan kebutuhan. Padahal, tubuh dan pikiran manusia tidak dirancang untuk terus bergerak tanpa henti. Menunda waktu istirahat dengan alasan “masih bisa tahan” atau “nanti saja kalau sudah selesai semua” justru memberi dampak yang pelan tapi pasti pada kesehatan mentalmu.

Istirahat bukan bentuk kemalasan, tapi pondasi dari ketahanan mental. Jika kamu terbiasa mengabaikannya, lama-lama kamu akan menyadari bahwa yang rusak bukan hanya tubuh, tapi juga cara berpikir dan merasakan. Berikut lima alasan mengapa menunda istirahat bisa membawa konsekuensi serius bagi kesehatan mentalmu.

1. Menumpuknya stres tanpa pemulihan mempercepat kelelahan emosional

ilustrasi wanita malas bekerja (pexels.com/AndreaPiacquadio)

Setiap hari kamu menghadapi tekanan, baik dari pekerjaan, hubungan, maupun ekspektasi terhadap diri sendiri. Tanpa jeda, tekanan ini terus menumpuk di dalam kepala dan tubuh. Meskipun kamu merasa masih bisa menahannya, sebenarnya stres sedang mengikis ketahanan emosimu sedikit demi sedikit.

Ketika kamu tidak memberi waktu untuk memulihkan diri, kamu membuka ruang bagi burnout, kelelahan mental yang membuat segalanya terasa berat dan tak lagi menyenangkan. Istirahat adalah cara tubuh mengatur ulang sistemnya. Tanpa itu, beban kecil pun bisa terasa seperti gunung yang mustahil didaki.

2. Menurunnya fokus dan pengambilan keputusan yang makin buruk

Editorial Team

Tonton lebih seru di