Makassar, IDN Times - Jika sebelumnya membahas tentang riwayat dua pangeran Makassar yang menghabiskan sisa hidup di Tanah Prancis, kali ini hidup ayah mereka Daeng Mangalle menjadi fokus. Ya, tanda tanya jelas mengapung. Mengapa pemilik anggota lingkar dalam keluarga Kesultanan Gowa-Tallo bisa berakhir di teritori Kerajaan Ayutthaya (Thailand)?
Dalam buku "Siri': Bagian Kesadaran Hukum Rakyat Bugis-Makassar : Sebuah Telaah Filsafat Hukum" (Hasanuddin University Press, 1995), Mohammad Laica Marzuki menulis bahwa adik dari Sultan Hasanuddin itu terpaksa meninggalkan tanah kelahiran pada tahun 1660 setelah difitnah salah satu istri raja (hal. 122). Usai menyingkir ke Pulau Jawa, ia mempersunting Angke Sapiah, puteri salah satu raja yang disebut masih memiliki hubungan darah dengan raja-raja Makassar.
Daeng Mangalle pun pergi sebab ia tak terima dengan pengesahan Perjanjian Bongaya, kesepakatan yang justru melucuti superioritas Gowa-Tallo sebagai kekuatan maritim. Ia minggat, menolak tunduk pada Belanda.