Makassar, IDN Times - Perang Makassar yang berkecamuk mulai 1666 hingga 1669 sempat diselingi oleh Perjanjian Bongaya di tahun 1667. Kampanye militer VOC yang dipimpin oleh Laksamana Cornelis Speelman --kelak menjadi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda-- berhasil merebut sejumlah benteng pertahanan strategis milik Gowa mulai dari Benteng Galesong, Barombong, dan Panakkukang.
Melihat koalisi pimpinan Kompeni terus merangsek dari arah selatan, Sultan Hasanuddin menyetujui ajakan untuk berunding. Bongaya, sebuah desa kecil di sekitar Barombong --kini menjadi bagian dari Kecamatan Tamalate, Kota Makassar-- dipilih menjadi tempat pihak-pihak yang saling bertikai.
Sejarawan Leonard F. Andaya dalam buku "The Heritage of Arung Palakka" (1981) dan Ivie Carbon Esteban dalam makalah "The Narrative of War in Makassar: Its Ambiguities and Contradictions" (2010) menjelaskan dengan rinci hari-hari perundingan yang penuh tarik ulur dan saling sodor tuntutan.