Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang wanita sedang berada di pinggir laut.
Ilustrasi Thalassophile, Merasakan Kebahagiaan saat Melihat Laut. (pexels.com/Leeloo The First)

Bagi banyak orang, laut bukan hanya hamparan air asin yang luas. Laut adalah tempat yang menghadirkan ketenangan, keindahan, dan rasa kebebasan. Ada orang-orang yang merasakan kebahagiaan mendalam saat berada di dekat laut, mendengar suara ombak, atau mencium aroma khas air asin. Mereka disebut thalassophile, yaitu orang yang mencintai laut dan merasa paling hidup ketika berada di dekatnya. Bagi thalassophile, laut adalah ruang penyembuhan emosional, yaitu tempat di mana pikiran menjadi lebih jernih dan hati terasa lebih ringan.

Fenomena ini bukan sekadar preferensi liburan atau hobi rekreasi. Banyak thalassophile merasakan kedekatan emosional yang sulit dijelaskan, seolah laut mampu berbicara melalui ombaknya. Ketika mereka berada di tepi pantai, perasaan lelah seakan hilang. Ketenangan yang diberikan laut membuat mereka lebih mudah untuk merenung, melepaskan stres, dan menemukan energi baru.

Berikut pembahasan tentang thalassophile, mengapa seseorang bisa mencintai laut, manfaat emosionalnya, serta hubungan unik manusia dan lautan.

1. Apa itu thalassophile?

Ilustrasi Thalassophile, Merasakan Kebahagiaan saat Melihat Laut. (pexels.com/Leeloo The First)

Thalassophile berasal dari kata Yunani thalassa yang berarti laut dan phile yang berarti mencintai. Seorang thalassophile adalah orang yang merasakan ketertarikan kuat, baik emosional maupun spiritual, terhadap laut. Bukan hanya menikmati pemandangannya, mereka juga merasakan hubungan batin yang dalam setiap kali berada di dekat air asin. Bagi mereka, keberadaan laut adalah sumber ketenangan alami.

Cinta terhadap laut bisa muncul dari berbagai hal: suara ombak yang berulang, warna biru yang luas, angin laut yang lembut, atau bahkan sinar matahari yang memantul di permukaan air. Sensasi-sensasi ini menciptakan suasana yang menenangkan bagi banyak orang. Thalassophile sering menganggap laut sebagai tempat untuk "mengisi ulang" energi mental dan emosional.

Selain itu, thalassophile biasanya memiliki apresiasi tinggi terhadap alam. Mereka merasa terhubung dengan kehidupan laut, pasir pantai, langit, dan suasana yang menyatu dengan alam bebas. Keindahan dan kekuatan laut membuat mereka merasa kecil namun terhubung, dan hal ini menciptakan perasaan rendah hati sekaligus kagum.

2. Mengapa banyak orang mencintai laut?

Ilustrasi Thalassophile, Merasakan Kebahagiaan saat Melihat Laut. (pexels.com/Leeloo The First)

Salah satu alasan manusia mencintai laut adalah efek psikologis dari warna biru. Banyak penelitian menunjukkan bahwa warna biru dapat menenangkan otak, menurunkan stres, dan meningkatkan rasa aman. Ketika seseorang melihat hamparan laut biru yang luas, tubuh secara alami memasuki keadaan relaksasi. Inilah mengapa berada di tepi pantai bisa membuat seseorang merasa lebih damai dan bahagia.

Suara ombak yang berulang juga memiliki efek terapeutik. Ritme suara ombak mirip dengan white noise alami yang membantu pikiran lebih fokus dan rileks. Suara ini juga mengingatkan tubuh pada ritme napas atau detak jantung, sehingga memberi efek menenangkan. Banyak thalassophile mengaku bisa tidur lebih nyenyak atau berpikir lebih jernih ketika berada di dekat ombak.

Selain itu, laut sering dikaitkan dengan kebebasan dan luasnya kemungkinan. Hamparan yang tak berujung memberi kesan bahwa dunia besar dan penuh harapan. Banyak orang merasa terinspirasi ketika berada di tepi laut, seolah masalah hidup mereka tampak lebih kecil dibandingkan luasnya alam. Perasaan ini membawa efek penyembuhan yang kuat bagi jiwa.

3. Manfaat emosional dari mencintai laut

Ilustrasi Quotes Self-Control untuk Menjaga Keseimbangan Diri dari Gejolak Emosi. (pexels.com/Engin Akyurt)

Bagi seorang thalassophile, laut adalah tempat penyembuhan emosional. Ketika seseorang sedang lelah, cemas, atau kehilangan arah, berada di dekat laut sering kali membantu meredakan perasaan tersebut. Suara ombak dan angin yang berhembus memberikan momen untuk melepaskan stres yang sudah menumpuk. Ini membuat banyak orang merasa kembali “utuh” setelah menghabiskan waktu di pantai.

Laut juga membantu seseorang untuk merenung dan memproses emosi. Keheningan yang tercipta di antara suara ombak memberi ruang bagi pikiran untuk mengatur ulang diri. Banyak orang menemukan jawaban dari kegelisahan mereka ketika duduk menatap lautan. Laut seolah menjadi tempat bagi seseorang untuk berbicara dengan dirinya sendiri tanpa gangguan.

Selain itu, interaksi dengan alam terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan mental. Ketika seseorang berjalan menyusuri pasir, bermain air, atau sekadar merasakan angin laut, tubuh melepaskan hormon endorfin dan serotonin yang meningkatkan mood. Itulah sebabnya seseorang merasa lebih bahagia setelah menghabiskan waktu di tepi pantai.

4. Hubungan unik manusia dan laut

Ilustrasi Quotes Self-Reliance untuk Berdiri dan Bertanggung Jawab Sendiri. (pexels.com/Daniil Kondrashin)

Sejak dahulu, manusia selalu memiliki hubungan khusus dengan laut. Laut adalah sumber kehidupan, petualangan, dan misteri. Banyak budaya menganggap laut sebagai simbol kekuatan, ketenangan, atau bahkan tempat spiritual. Seorang thalassophile merasakan hubungan ini lebih intens dibandingkan kebanyakan orang. Mereka melihat laut bukan hanya sebagai pemandangan, tetapi sebagai teman yang selalu bisa diandalkan.

Selain itu, laut memiliki kemampuan untuk membuat seseorang merasa rendah hati. Ketika berdiri di tepi pantai dan melihat betapa luasnya lautan, seseorang akan menyadari bahwa ia adalah bagian kecil dari alam semesta. Kesadaran ini membawa perasaan syukur sekaligus kedamaian. Banyak thalassophile menemukan kebijaksanaan hidup dari cara laut bergerak: pasang surut, beriak lembut, namun tetap kuat.

Laut juga mengajarkan seseorang tentang keteguhan dan kesabaran. Ombak datang dan pergi, tetapi laut tetap ada. Bagi banyak thalassophile, ini adalah pengingat bahwa hidup juga memiliki ritme yang tidak selalu dapat dikontrol. Dengan belajar mengikuti ritme alam, seseorang dapat menemukan ketenangan yang lebih dalam.

Itulah pembahasan tentang thalassophile, mengapa seseorang bisa mencintai laut, manfaat emosionalnya, serta hubungan unik manusia dan lautan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team