Suasana Istana Balla Lompoa milik Kerajaan Gowa. (Dok. Disbudpar Provisi Sulawesi Selatan)
Accera Kalompoang adalah tradisi sakral yang dilaksanakan setiap tahun di Rumah Adat Balla Lompoa. Tradisi ini melibatkan pencucian benda-benda pusaka milik Kerajaan Gowa, yang dilakukan dengan penuh khidmat dan dipimpin oleh Anrong Guru Taeng, pemuka adat tertinggi.
Benda-benda pusaka tersebut dicuci menggunakan air suci yang telah didoakan, sebagai simbol pembersihan dan pembaruan kekuatan spiritual. Salah satu ritual penting dalam Accera Kalompoang adalah penimbangan salokoa, mahkota emas murni dengan berat 1.768 gram.
Penimbangan salokoa dipercaya oleh masyarakat sebagai pertanda nasib Kerajaan Gowa di masa mendatang. Jika berat mahkota bertambah, dianggap sebagai pertanda kemakmuran dan kesejahteraan selama setahun ke depan. Sebaliknya, jika beratnya berkurang, ini dianggap sebagai pertanda masa paceklik atau kesulitan.
Tradisi Accera Kalompoang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 10 Oktober 2018. Ini menandakan pentingnya tradisi tersebut tidak hanya bagi masyarakat Gowa, tapi juga bagi warisan budaya Indonesia secara keseluruhan.
Nah, itu tadi tiga tradisi Iduladha di Sulawesi Selatan. Semuanya merupakan bentuk akultutasi budaya lokal dengan nilai-nilai keislaman.