Makassar, IDN Times - Dua tahun setelah pandemi COVID-19 di Indonesia dinyatakan berakhir, situasi memang sudah kembali normal. Tapi, kebiasaan menggunakan pengobatan tradisional yang kembali mengemuka di masa pagebluk, tetap bertahan.
Dalam sebuah survei yang dilakukan aplikasi kesehatan daring Alodokter pada tahun 2024, tertungkap bahwa 45 persen dari pengguna aktif masih percaya pada obat-obatan herbal. Alasannya mulai dari sifat alaminya, efek samping yang dianggap lebih sedikit, serta harganya lebih terjangkau. Bahan baku obat tradisional pun mudah diperoleh, bahkan kerap tumbuh menjalar bebas di halaman rumah.
Salah satu dokumentasi perihal warisan kebiasaan penggunaan obat tradisional, terutama di wilayah Indonesia Timur, terangkum dalam buku "Ramuan di Segitiga Wallacea" yang diterbitkan Makassar Biennale pada akhir tahun 2020. Ini adalah proyek kolaboratif antara Yayasan Makassar Biennale, Tanahindie, dan Goethe-Institut yang menjadi pra-publikasi sebelum ajang pameran seni dwitahunan Makassar Biennale 2021.