Dalam hidup, kita sering menjadi kritikus paling keras bagi diri sendiri. Saat mengalami emosi yang tidak nyaman, seperti sedih, marah, cemas, atau merasa tidak cukup baik, kita justru menolaknya dengan berkata, “Ah, ini lebay,” atau “Seharusnya aku tidak boleh merasa begini.” Padahal, sikap tersebut justru membuat luka emosional semakin dalam. Self-validation hadir sebagai pendekatan lembut untuk berhenti menghakimi perasaan sendiri, dan mulai memberi ruang agar diri bisa bernapas tanpa tekanan.
Self-validation bukan berarti membenarkan semua yang kita rasakan, tetapi mengakui bahwa emosi itu wajar, manusiawi, dan layak untuk didengarkan. Ketika kita menghargai perasaan sendiri, kita sedang mengirimkan pesan kepada diri bahwa apa pun yang muncul tidak perlu ditolak. Dengan begitu, emosi yang awalnya bergejolak bisa mereda, dan kita menjadi lebih mampu memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam diri.
Berikut 5 manfaat menerapkan self-validation bagi emosi kamu.
