Makassar, IDN Times - Indonesia belum genap berumur satu tahun, namun seperti kata pepatah: "mempertahankan lebih sulit ketimbang meraih." Hanya hitungan bulan setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, para Republikan --sebutan untuk para pejuang dan tokoh pro kemerdekaan-- sedikit demi sedikit merebut segala sendi kehidupan sosial dari kontrol pemerintah kolonial Belanda. Mulai dari pemerintahan, ekonomi hingga keamanan sipil.
Mendiang sejarawan Merle Calvin Ricklefs, dalam buku "A History of Modern Indonesia Since c. 1300" (MacMillan, 2008), menulis bahwa Belanda mendirikan organisasi semi-militer bernama Nedelandsch Indie Civiele Administratie (NICA). NICA bertugas memulihkan pemerintahan sipil kolonial Belanda sebelum Perang Dunia II, baik administrasi sipil dan peraturan perundang-undangan, selepas penyerahan kekuasaan Jepang.
Ricklefs turut menjelaskan bahwa NICA, yang mendapat dukungan personel tentara dari Australia, berusaha menyalip usaha kaum Republikan mendirikan sebuah administrasi pemerintahan sendiri. Mereka pun memiliki visi ideal perihal seperti apa model Indonesia yang cocok: sebuah republik federal di mana kekuasaan tak terpusat dan daerah punya kendali yang kuat dalam mengelola potensinya sendiri.