Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana Bola Soba' di Bone pada dekade 1900-an. (Collectie Wereldmuseum (v/h Tropenmuseum), part of the National Museum of World Cultures)

Intinya sih...

  • La Maddaremmeng menjadi Raja Bone ke-13 pada tahun 1625, menggantikan pamannya La Tenripale.
  • Upaya menerapkan syariat Islam yang lebih ketat mendapat pertentangan luas dan akhirnya dilengserkan atas permintaan ibu kandungnya sendiri.
  • Praktik perbudakan yang dilarang oleh La Maddaremmeng membuat bangsawan, termasuk sang ibu, menentangnya hingga terjadilah perang pada tahun 1644.

Makassar, IDN Times - Setelah musu selleng (perang pengislaman) yang menjadi dinamika proses penerimaan Islam di Kerajaan Bone yang berlangsung dua dekade, La Maddaremmeng menjadi Arumpone (Raja Bone) ke-13 pada tahun 1625. Ia mengganti pamannya, La Tenripale, yang berkuasa selama 15 tahun.

Memiliki nama Islam yakni Sultan Muhammad Shaleh, ia coba menerapkan syariat Islam yang lebih ketat. Bahkan melebihi seperti yang berlaku di Gowa-Tallo, yang mengajak serta kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk memeluk Islam.

Editorial Team

Tonton lebih seru di