Iklan Rowland's Makassar Oil di sebuah surat kabar yang terbit pada 1930-an. (AdvertisementIndia.com)
Mendiang Edward Polinggomang dalam buku Makassar Abad XIX (KPG, 2016) menulis pelabuhan milik Kerajaan Gowa tersohor sebagai salah satu titik perdagangan sejak awal abad ke-18. Komoditas Sulawesi dikirim ke seluruh penjuru dunia, termasuk Eropa, dari Makassar. Mulai kopi, kopra, kayu cendana, beras dan rempah-rempah.
Pagi hingga sore, Rowland menyapa para pelanggan yang rambutnya ingin dicukur atau sekadar ditata. Pada malam hari, ia berburu bahan untuk minyak rambutnya. Eksperimen kemudian ia lakukan di loteng rumah, dalam terang cahaya lilin, selama berbulan-bulan.
Racikan Rowland sendiri menggunakan bahan baku campuran minyak kelapa, daun kesambi/kosambi, bunga kenanga dan tanaman harum lainnya. Tahun 1783, Rowland memasarkan minyak rambut buatannya dengan nama Macassar Oil.
Oke, nama "Macassar" di sini agaknya dipakai untuk tujuan marketing. Produk ini disebut menggunakan bahan-bahan yang dibeli langsung dari Pelabuhan Makassar. Bahan-bahannya bisa jadi memang dari Pelabuhan Makassar. Tapi Rowland memperolehnya dari seantero pasar London.
"Kisah eksotis" Macassar Oil ternyata berhasil mendongkrak citra. Selain itu, minyak rambut racikan Rowland ternyata laku keras karena terbukti efektif. Tak cuma laki-laki, Macassar Oil juga jadi andalan perempuan saat menata rambut. Aromanya pun harum, menjadi nilai plus. Akan beda ceritanya jika ada rebusan kadal terlibat.