Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rumah adat Saoraja khas Bugis/pontianak.go.id
Rumah adat Saoraja khas Bugis/pontianak.go.id

Kekayaan budaya masyarakat Sulawesi Selatan terlihat, salah satunya, pada rumah adat yang dibangun dengan penuh makna filosofis. Pada bangunan rumah adat khas Bugis yang merupakan warisan turun temurun, dibangun dengan konsep rumah panggung berbahan kayu dengan tinggi sekitar tiga meter.

Nama rumah adat Bugis adalah Saoraja yang artinya kediaman Sang Raja. Hal tersebut tidak lain karena awalnya rumah adat Bugis merupakan kediaman raja yang menjalankan tatanan pemerintahan kerajaan. Dikutip dari buku Makna Filosofis dan Keunikan Rumah Adat Sulawesi Selatan (Gramedia), bagi masyarakat Bugis, rumah tidak sekadar tempat tinggal namun sebagai pusat siklus kehidupan, yaitu tempat manusia dilahirkan, dibesarkan, menikah, dan meninggal. Yuk, simak lebih lanjut keunikan rumah adat Bugis.

1.Makna filosofis rumah adat Saoraja

Ilustrasi rumah adat Bugis (ANTARA FOTO/Andilala)

Suku Bugis mempunyai pandangan sendiri terhadap nilai-nilai estetis dan filosofis yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal tersebut salah satunya tercermin dari cara masyarakat Bugis dalam membangun rumah. Rumah adat masyarakat Bugis menyerupai anatomi tubuh manusia dan menempati area persegi, yang mereka percayai sebagai alam semesta (sulapak appak).

Makna yang terkandung pada rumah adat Sulawesi Selatan dari suku Bugis, yang pertama ada Bonting langi, yaitu bagian atap rumah yang diberi rongga. Inilah tanda perkawinan di atas langit, yang dilakukan We Tenriabeng, saudara kembar dari Sawerigading, permaisuri Remmang ri Langi atau biasa dikenal Hulontalangi (raja pertama dari Gorontalo). Kedua, Ale kawaq, yaitu bagian tengah rumah yang menggambarkan kondisi dari bumi pertiwi. Dan terakhir Buri liy, yaitu bagian kolong atau bawah rumah yang menjadi lambang dunia bawah tanah dan laut. Bagian ini dijadikan sebagai tempat memelihara hewan ternak.

2.Struktur serta fungsi bangunan rumah adat Saoraja

Bola Soba' atau Saoraja, rumah adat milik masyarakat Bugis yang berada di Kabupaten Bone. (Dok. Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemdikbud)

Stuktur bangunan rumah adat Bugis terdiri dari tiga bagian yang dipersonifikasi sebagai tubuh manusia, yaitu kaki, badan, dan kepala. Bagian-bagian dari struktur rumah adat Bugis juga memiliki fungsinya masing-masing.

Yang pertama Rakkeang adalah ruang atap yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang pangan maupun benda pusaka. Kedua, Alebola atau watangmpola, yaitu badan rumah berfungsi sebagai ruang hunian tempat penghuni rumah melakukan aktifitas, seperti menerima tamu, berkumpul dengan keluarga, makan, tidur, istirahat, dan memasak. Terakhir, Awabola atau kolong rumah berfungsi untuk bersantai, bermain atau menyimpan alat-alat pertanian dan binatang ternak.

3.Ciri Khas rumah adat Saoraja

Bola Soba' atau Saoraja, rumah adat milik masyarakat Bugis yang berada di Kabupaten Bone. (Dok. Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemdikbud)

Rumah adat Bugis ini juga memakai konsep rumah panggung yang dibuat dari bahan berbagai jenis kayu. Ciri khasnya ada pada atap yang berbentuk pelana dengan timpalaja yang jumlahnya disesuaikan dengan status sosial pemilik rumah. Timpa Laja atau gevel ini adalah bidang segitiga antara dinding dengan pertemuan atap.

Tak hanya itu, ciri khas lainnya terlihat dari jumlah susunan timba silla/tambulayang Semakin banyak susunan timba silla, menunjukkan semakin tinggi derajat orang yang menempati rumah tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team