Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Kesalahan Umum Saat Lari yang Bikin Cedera, Kamu Pernah Alami?

ilustrasi berlari (pexels.com/ Ketut Subiyanto)
ilustrasi berlari (pexels.com/ Ketut Subiyanto)

Pernah merasa semangat lari pagi, tapi baru beberapa hari sudah nyeri di lutut atau betis? Banyak orang mengira cedera saat lari hanya terjadi karena intensitas yang terlalu tinggi. Padahal, kesalahan kecil yang sering diabaikan bisa jadi pemicu utama. Mulai dari postur tubuh yang kurang tepat, pemilihan sepatu yang asal-asalan, sampai lupa pemanasan, semuanya bisa bikin tubuhmu protes.

Kalau kamu pernah ngalamin hal serupa, bisa jadi kamu termasuk yang melakukan kesalahan umum ini. Yuk, kenali dan hindari lima kesalahan paling sering dilakukan saat lari agar tubuh tetap fit dan bebas cedera!

1. Langsung lari tanpa pemanasan

Ilustrasi pria sedang melakukan pemanasan sebelum olahraga. (pexel.com/Ketut Subiyanto)
Ilustrasi pria sedang melakukan pemanasan sebelum olahraga. (pexel.com/Ketut Subiyanto)

Banyak orang merasa lari itu simpel, tinggal pakai sepatu dan mulai bergerak. Tapi tubuh kita butuh transisi dari kondisi diam ke aktif. Tanpa pemanasan, otot dan sendi belum siap menerima beban gerakan yang intens. Akibatnya, risiko cedera seperti kram, nyeri otot, atau bahkan tendinitis jadi meningkat.

Pemanasan gak perlu lama, cukup 5–10 menit dengan gerakan dinamis seperti lunges, arm swings, atau jalan cepat. Gerakan ini membantu sirkulasi darah dan meningkatkan fleksibilitas otot. Kalau kamu sering skip pemanasan, coba ubah kebiasaan ini mulai sekarang.

2. Postur tubuh yang salah saat berlari

ilustrasi postur tubuh saat berlari (pexels.com/Nur Andi Ravsanjani Gusma)
ilustrasi postur tubuh saat berlari (pexels.com/Nur Andi Ravsanjani Gusma)

Postur tubuh saat lari punya peran besar dalam efisiensi gerakan dan pencegahan cedera. Kalau kamu membungkuk, melangkah terlalu panjang, atau posisi kepala terlalu menunduk, tekanan pada sendi bisa meningkat. Akibatnya, lutut dan punggung jadi sasaran empuk cedera.

Idealnya, tubuh sedikit condong ke depan dengan punggung tetap tegak dan mata mengarah lurus ke depan. Posisi lengan juga harus rileks dan bergerak seimbang dengan langkah kaki. Mulai sekarang, coba perhatikan posturmu saat lari.

3. Lari di permukaan yang tidak stabil

ilustrasi berlari (pexels.com/CRISTIAN CAMILO  ESTRADA)
ilustrasi berlari (pexels.com/CRISTIAN CAMILO ESTRADA)

Lari di jalanan berbatu, trotoar rusak, atau permukaan miring bisa meningkatkan risiko keseleo dan cedera pergelangan kaki. Permukaan yang tidak rata membuat tubuh bekerja ekstra untuk menjaga keseimbangan, dan ini bisa memicu ketegangan otot yang berlebihan.

Kalau kamu suka lari di luar ruangan, pastikan lintasan yang dipilih cukup rata dan aman. Alternatifnya, kamu bisa lari di trek olahraga atau taman dengan jalur khusus. Jangan sampai semangat olahraga malah berujung ke klinik fisioterapi.

4. Sepatu lari yang tidak sesuai

ilustrasi sepatu lari (pexels.com/JESHOOTS.com)
ilustrasi sepatu lari (pexels.com/JESHOOTS.com)

Sepatu lari bukan sekadar gaya, tapi alat penting untuk menjaga kesehatan kaki. Sepatu yang terlalu sempit, sol terlalu tipis, atau tidak sesuai bentuk kaki bisa menyebabkan nyeri tumit, shin splints, bahkan cedera lutut. Setiap jenis kaki punya kebutuhan berbeda, jadi penting untuk memilih sepatu yang tepat.

Coba konsultasi atau cari referensi sepatu berdasarkan tipe pronasi kaki kamu. Jangan tergoda diskon tanpa tahu spesifikasi sepatu tersebut. Ingat, investasi pada sepatu yang tepat adalah investasi pada kesehatanmu juga.

5. Terlalu memaksakan diri di pagi hari

ilustrasi berlari (pexels.com/Tirachard Kumtanom)
ilustrasi berlari (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Lari pagi memang menyegarkan, tapi tubuh kita punya ritme biologis yang berbeda-beda. Beberapa orang belum sepenuhnya “bangun” secara fisik di pagi hari, sehingga otot dan sendi masih kaku. Kalau langsung lari intens tanpa adaptasi, risiko cedera bisa meningkat.

Solusinya, lakukan pemanasan lebih lama atau pilih waktu lari yang sesuai dengan kondisi tubuhmu. Jangan memaksakan diri hanya karena tren atau rutinitas orang lain. Dengarkan tubuhmu, karena dia tahu kapan waktu terbaik untuk bergerak.

Lari bisa jadi olahraga paling mudah dan murah, tapi tetap butuh perhatian terhadap teknik dan kebiasaan. Kesalahan kecil yang sering dianggap sepele bisa berdampak besar pada kesehatan tubuh. Mulai sekarang, yuk lari dengan lebih bijak dan sadar. Tubuhmu bukan mesin, dia butuh perawatan dan perhatian juga. Kalau kamu pernah ngalamin salah satu kesalahan di atas, jangan khawatir. Yang penting adalah belajar dan memperbaiki. Yuk, jadi pelari yang cerdas dan sehat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us