ilustrasi belanja (pexels.com/Sam Lion)
Memiliki barang impian memang menyenangkan, tapi mengambil cicilan tanpa pertimbangan matang bisa jadi beban. Banyak anak muda tergoda mengambil cicilan untuk gadget, kendaraan, atau barang mewah karena ingin terlihat mapan. Padahal, belum tentu kondisi keuangan sanggup menanggungnya. Cicilan bisa terasa ringan di awal, tapi jika tidak disesuaikan dengan penghasilan dan kebutuhan lain, justru akan mengganggu pengeluaran penting.
Jangan sampai sebagian besar gaji habis hanya untuk membayar cicilan. Sebelum mengambil kredit, pastikan kamu benar-benar butuh barang tersebut dan cicilannya masih dalam batas wajar, maksimal 30% dari penghasilan bulanan. Kalau belum siap, lebih baik menabung dulu. Mampu membeli sesuatu secara tunai lebih menunjukkan kedewasaan finansial dibanding sekadar terlihat mampu. Jadi, jangan buru-buru ambil cicilan hanya demi gaya. Utamakan kestabilan keuanganmu dulu.
Usia muda adalah waktu terbaik untuk membentuk kebiasaan finansial yang sehat. Kesalahan seperti gaya hidup konsumtif, tidak punya anggaran, tergoda promo, mengabaikan dana darurat, dan cicilan sembarangan memang sering terjadi, tapi semua bisa kamu benahi mulai sekarang. Jangan tunggu sampai dompet benar-benar kosong baru kamu sadar pentingnya mengelola uang. Kunci dari kestabilan keuangan bukan penghasilan besar, tapi kebiasaan yang kamu bangun dari hari ke hari. Kamu tidak perlu langsung sempurna. Mulailah dari memperbaiki satu kesalahan kecil, lalu lanjutkan dengan langkah berikutnya.