Makassar, IDN Times - Dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar, terdapat sebuah tindakan yang dikenal sebagai Jalloq atau Ajjalloq, yang berarti "amuk" atau "majalloq" dalam bentuk kata kerja. Jika diterjemahkan secara sederhana, jalloq sering dikaitkan dengan kekerasan. Tapi, dari perspektif tradisional, tindakan ini memiliki makna yang lebih dalam : amukan untuk memulihkan harga diri.
"Peristiwa ini (jalloq/ajjalloq) terjadi karena siri' dan passe atau harga diri," kata sejarawan Universitas Negeri Makassar (UNM) Basri saat diwawancarai IDN Times pada Februari 2021.
Untuk memahaminya lebih baik, mari membaca salah satu petikan falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Barat (Sulbar) :
Siri'ji nanimmantang attalasa' ri linoa, punna tenamo siri'nu matemako kaniakkangngami angga'na olo-oloka.
Hanya karena rasa malu kita bisa hidup di dunia ini. Kalau rasa malu itu sudah hilang maka lebih baik mati karena engkau tak berarti lagi sama sekali, bahkan binatang lebih berharga dibanding dirimu.