Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memiliki literasi keuangan yang sehat bukan soal mengetahui istilah finansial atau bisa menghitung pengeluaran. Melainkan juga tentang bagaimana seseorang mengambil keputusan yang bijak dalam mengelola uanganya.

Di tengah godaan konsumtif dan tekana gaya hidup, penting untuk mengenali apakah sudah cukup paham dan mampu mengelola keuangan secara mandiri dan berkelanjutan. Berikut ini adalah lima indikator yang menunjukkan bahwa seseorang telah memiliki literasi keuangan yang sehat.

1. Memiliki anggaran dan konsisten mengikutinya

ilustrasi mencatat (unsplash.com/Lilartsy)

Tak semua orang bisa menerapkan sistem keuangan yang sehat. Mulai dari perencanaan hingga eksesusi, tergantung Tingkat literasi keuangan yang dimiliki. Indikator pertama yang menjadi penilai seseorang sudah mencapai literasi keuangan yang baik ialah memiliki anggaran dan konsisten mengikutinya.

 Seseorang dengan literasi keuangan yang baik selalu memiliki anggaran pengeluaran rutin, baik harian, bulanan, maupun tahunan. Ia tahu ke mana uangnya pergi dan berupaya konsisten menjalani rencana tersebut tanpa terjebak impulsive spending.

2. Menabung dan berinvestasi secara teratur

ilustrasi investasi (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Saat seseorang sudah mengerti literasi keuangan secara sehat, pasti akan sangat  bijak dalam mengelola keuangan. Misalnya ia lebih memprioritaskan menabung dan berinvestasi secara teratur dibanding memenuhi keinginan sesaat. Ini yang membedakan seseorang paham literasi keuangan dengan yang tidak.

Tak hanya menyimpan uang, ia juga memahami pentingny ainvestasi untuk masa depan. Ia menabung secara disiplin dan mampu membedakan jenis-jenis investasi yang sesuai dengan profil ridiko dan tujuan keuangannya.

3. Mengelola utang dengan bijak

ilustrasi menagih hutang (pexels.com/Mikhail Nilov)

Anggaran keuangan yang tiba-tiba keluar rencana, hutang menjadi pilihan yang terpaksa. Ia yang memiliki literasi keuangan menganggap bahwa hutang bukan hal yang menyenangkan malah justru menjadi beban. Namun, jika terpaksa melakukannya ia kana bijak dalam mengelola utang.

 Indikator lainnya adalah kemampuan mengendalikan utang. Ia tidak terjebak dalam pinjaman konsumtif tanpa perhitungan, tahu batas aman rasio utang terhadap pendapatan, serta selalu membayar tepat waktu agar tidak menumpuk beban bunga.

4. Memiliki dana darurat

ilustrasi dana darurat (pexels.com/Kaboompics.com)

Salah satu perencanaan keuangan yang tak kalah penting ialah menyiapkan dana darurat. Tujuan adanya dana darurat yakni untuk mempersiapkan dana kebutuhan di luar anggaran. Orang yang punya literasi keuangan yang sehat akan selalu menyisihkan sebagian uang mereka untuk keperluan dana darurat.

 Orang yang melek finansial sadar bahwa kondisi darurat bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu, ia sudah menyiapkan dana Cadangan setara tiga hingga enam bulan pengeluaran rutin untuk mrnghadapi situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi kesehatan mendesak.

5. Mampu merencanakan tujuan keuangan jangka panjang

ilustrasi menulis (pixabay.com/StockSnap )

Tak hanaya perencanaan keuangan jangka pendek, seseorang yang punya literasi keuangan yang sehat memiliki pemikiran yang  hebat. Ia mampu merencanakan tujuan keuangan jangka panjang sebagai persiapan. Tentu saja ini sangat menguntungkan di masa depan.

 Ia tidak hanya hidup untuk hari ini, tapi juga merancang masa depan dengan cermat. Tujuan seperti pendidikan anak, dana pensiun, hingga pemeblian rumah sudah direncanakan dan dikerjar secara bertahap melalui strategi keuangan yang matang.

Meningkatkan literasi keuangan adalah proses yang membutuhkan kesadaran, komitemen, dan pembelajaran berkelanjutan. Jika kelima indicator di atas sudah menjadi bagian dari keseharian, itu pertanda bahwa seseorang telah berada dinjalur yang tepat untuk mengelola keuangannya secara sehat. Literasi keuangan bukan tentang seberapa besar penghasilan, tetapi seberapa bijak kita memperlakukan uang sebagai alat, bukan tujuan hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team