Seperti Apa Bumi Satu Juta Tahun Mendatang? Ini 5 Jawabannya

Sekitar 65 juta tahun lalu, asteroid berukuran 10 kilometer persegi datang menghantam Bumi dan mengakhiri era dinosaurus. Pertanyaannya, kapan asteroid seperti itu datang lagi?

Dilansir Space, kemungkinan asteroid selebar lebih dari 5 km persegi menghantam Bumi adalah satu kali setiap 30 juta tahun. Tapi, asteroid selebar 1 km persei memiliki kemungkinan lebih besar, yakni satu kali setiap 700 ribu tahun sekali.

Walau hanya berukuran satu km persegi, asteroid tersebut memiliki ledakan setara 6,6 juta kali bom nuklir Hiroshima. Artinya, jika asteroid selebar satu km persegi menghantam Bumi, maka akan sangat mampu untuk melenyapkan kehidupan manusia di Bumi.

Super volcano adalah letusan dahsyat. Ribuan kali lebih dahsyat dibanding letusan Krakatau pada 1883 yang memakan puluhan ribu korban jiwa. Beruntungnya, peradaban manusia modern belum pernah mengalami letusan dahsyat tersebut.

Dalam dua juta tahun terakhir, memang hanya ada tiga letusan super volcano. Mereka adalah Yellowstone di dua juta tahun lalu, Toba di 74 ribu tahun lalu, dan Taupo di 27 ribu tahun lalu. Pertanyaannya, kapan letusan super volcano akan terjadi lagi?

Dilansir U.S. Geological Survey, jika melihat masa lalu, maka kemungkinan terjadinya letusan super volcano sangatlah kecil, yakni 0,00014%. Setidaknya, dalam waktu dekat ini nampaknya tidak akan ada letusan super volcano yang terjadi. Tapi, letusan tersebut tampaknya akan muncul satu hingga dua juta tahun lagi dan berpotensi lebih besar dibandingkan super volcano yang pernah ada.

Terakhir Bumi mengalami zaman es adalah sekitar 11.000 tahun lalu, ketika mammoth masih berkeliaran di Bumi. Sebenarnya, zaman es sendiri merupakan sesuatu yang rutin terjadi di Bumi. 

Dilansir Climate Fact Checks, biasanya, zaman es besar akan terjadi setiap ratusan ribu tahun sekali. Sedangkan zaman es normal akan terjadi setiap 41 ribu tahun sekali. Namun, karena adanya perubahan iklim, diperkirakan zaman es selanjutnya akan datang setidaknya 50 ribu tahun dari sekarang.

Manusia sendiri telah menghadapi dua zaman es. Meskipun mereka dapat bertahan dengan perubahan suhu ekstrem, namun tampaknya zaman es selanjutnya akan begitu berbeda dan tak ada jaminan manusia bisa bertahan.

Dahulu, sebelum terpecah menjadi pulau-pulau, daratan Bumi terkumpul menjadi satu daratan yang disebut Pangea. Hingga sekitar 175 juta tahun lalu, pergerakan lempeng tektonik membuat daratan tersebut pecah dan membentuk benua-benua seperti sekarang.

Namun, pergerakan lempeng Bumi nantinya juga akan menyatukan daratan-daratan ini kembali. Dilansir Earth How, 250 juta tahun dari sekarang, daratan Bumi akan kembali menjadi satu dan membentuk benua tunggal yang disebut Pangea Ultima. Kira-kira, apakah manusia masih ada saat daratan Bumi kembali menjadi satu?

Akan sulit menebak seperti apa kehidupan manusia dalam satu juta tahun ke depan. Apakah kita akan menjadi manusia cyborg? Atau kita akan menjadi sosok yang benar-benar berbeda? Atau kita akan tergantikan oleh sosok lain?

Dilansir Science Alert, dengan laju globalisasi sekarang, sepertinya manusia tidak akan lagi terbagi dalam beberapa ras dalam 10 ribu tahun mendatang. Selain itu, dalam 20 ribu tahun lagi, nampaknya bahasa manusia saat ini tidak akan dikenali dan muncul satu bahasa universal.

Lalu bagaimana dalam satu juta tahun lagi? Manusia mungkin akan berevolusi menjadi sosok yang benar-benar berbeda atau mungkin telah pergi menginvasi planet lain. Namun, setiap spesies mamalia umumnya akan punah setelah satu juta tahun eksis. Artinya, kemungkinan besar manusia akan punah satu juta tahun kedepan atau bahkan sebelum itu.

Memprediksi masa depan memang penuh spekulasi dan asumsi. Apa yang diprediksi bisa saja tidak terjadi atau meleset dari waktu prediksinya. Satu hal yang jelas, kita harus menjaga Bumi kita saat ini dan bersyukur atas kehidupan kita.