Arti Istilah Overclaim di Dunia Skincare yang Viral di TikTok

Kini, sebagian besar FYP TikTok dipenuhi oleh huru-hara pembongkaran kualitas produk skincare, terutama yang berasal dari brand besar, populer, ataupun ternama. Tak lain itu semua bermula dari seorang dokter kecantikan, yang dikenal dengan Dokter Detektif.
Ia membongkar kandungan skincare beberapa produk melalui bukti uji lab yang dihasilkan. Lantas, berdasar uji lab ada kandungan produk yang ternyata tak sesuai dengan apa yang telah dinyatakan dalam kemasan ataupun iklan. Sehingga, kondisi tersebut dikenal sebagai skincare yang overclaim.
Apa arti sebenarnya dari overclaim? Yuk, simak jawabannya berikut.
1. Arti overclaim

Dilansir kamus Merriam-Webster.com, overclaim masuk ke dalam kelas kata kerja. Kata tersebut adalah gabungan dari kata over dan claim. Over yang berarti berlebihan dan claim yang berarti klaim atau pernyataan tentang suatu fakta.
Sama seperti makna yang terdapat dalam Merriam-Webster.com, overclaim berarti membuat klaim yang salah atau berlebihan tentang sesuatu. Karena itu, sebenarnya overclaim bisa digunakan dalam berbagai kasus atau konteks, tidak hanya skincare saja. Namun memang cenderung mengarah kepada penipuan atau kebohongan.
2. Istilah pada dunia skincare

Jadi, dari makna yang sudah dipaparkan di atas bahwa skincare yang overclaim mengarah pada kandungan produk yang tak sesuai dengan faktanya. Fakta yang dimaksud adalah fakta hasil uji lab yang dapat dipastikan sangat akurat dan terpercaya karena tak sembarang orang bisa mengajukan.
Lantas, tak bisa dimungkiri bahwa istilah overclaim bisa booming karena hadirnya Dokter Detektif yang membongkar beberapa produk dari brand besar dan populer. Aksi pahlawannya jelas mendapat banyak perhatian dari netizen karena sudah menyelamatkan mereka yang selama ini tertipu.
3. Penggunaan istilah overclaim dalam skincare

Kandungan skincare yang paling sering ditemukan overclaim adalah niacinamide, vitamin c, dan retinol. Misalnya, produk serum A mengklaim memiliki kandungan niacinamide sebanyak 10%. Ternyata, setelah diuji lab hasilnya jauh di bawah 10%.
Dalam kasus lainnya, misalnya produk retinol B mengklaim memiliki kandungan retinol sebanyak 2%. Namun, setelah diuji lab hasil yang terdeteksi hanya 0,08 % saja. Sehingga, jelas produk-produk tersebut sangat overclaim karena tak sesuai fakta dan menipu para penggunanya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa istilah overclaim dapat digunakan di berbagai konteks, khususnya mengarah pada suatu hal yang bertolak belakang dengan fakta. Namun, kini isitilah tersebut sedang ramai digunakan dalam dunia skincare.