Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Fakta Unik soal Kucing Bisa Deteksi Energi Emosi 

Kucing sedang baring (pexels.com/Pixabay)
Kucing sedang baring (pexels.com/Pixabay)

Kadang tanpa disadari, kucing bisa datang tiba-tiba saat suasana hati sedang gak baik. Ada yang bilang itu cuma kebetulan, tapi banyak juga yang percaya kalau kucing memang punya kemampuan mendeteksi emosi manusia. Tingkah mereka yang tenang dan penuh perhatian bikin banyak orang merasa lebih nyaman hanya dengan kehadirannya.

Meski belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah, perilaku kucing yang peka terhadap perubahan emosi jadi hal menarik untuk dibahas. Dari cara duduk di dekat orang yang sedang sedih, sampai tiba-tiba menjauh saat suasana rumah terasa panas. Semua itu membuka kemungkinan bahwa kucing memang punya kepekaan terhadap energi di sekitar mereka.

1. Peka terhadap suara dan nada bicara

ilustrasi pria sedang marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pria sedang marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kucing ternyata bisa membedakan nada bicara manusia, terutama saat sedang marah atau sedih. Mereka cenderung menjauh saat mendengar nada tinggi atau kasar, sebaliknya akan mendekat saat suara terdengar pelan dan lembut. Sensitivitas ini bikin kucing seperti tahu kapan saatnya memberikan ketenangan.

Nada suara membawa energi tersendiri, dan kucing seperti bisa membaca energi itu. Saat seseorang berbicara lembut, kucing akan merasa aman dan nyaman untuk mendekat. Tapi ketika suara mulai meninggi atau terdengar penuh tekanan, mereka memilih menjaga jarak.

2. Bisa merasakan getaran emosi

pria menyendiri (pexels.com/Andrew Neel)
pria menyendiri (pexels.com/Andrew Neel)

Beberapa studi menunjukkan bahwa kucing bisa merasakan perubahan getaran atau vibe di ruangan. Saat suasana tegang, kucing jadi lebih waspada dan memilih bersembunyi atau diam di sudut ruangan. Tapi saat suasana tenang, mereka lebih aktif dan berani mendekat.

Kemampuan ini membuat kucing seolah bisa membaca kondisi hati seseorang tanpa harus melihat ekspresi wajah. Bukan cuma naluri, tapi juga karena indera mereka sangat tajam terhadap perubahan energi. Mungkin ini juga alasan kenapa kucing sering menemani orang yang sedang patah hati atau stres berat.

3. Menghibur tanpa disuruh

Ilustrasi kucing sedang berdiri (pexels.com/Marko Blazevic)
Ilustrasi kucing sedang berdiri (pexels.com/Marko Blazevic)

Kucing punya cara unik buat bikin orang merasa tenang tanpa harus diminta. Saat seseorang sedang murung, kucing sering kali datang dan duduk diam di dekatnya, seakan tahu bahwa kehadirannya dibutuhkan. Ini bukan cuma insting, tapi bisa jadi bentuk empati dalam versi kucing.

Tanpa banyak gerakan, kucing bisa memberikan kenyamanan hanya dengan berada di sekitar. Bahkan suara purring mereka bisa membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi rasa cemas. Bukan sulap, tapi itulah efek menenangkan dari teman berbulu ini.

4. Bereaksi terhadap aura negatif

ilustrasi kucing sedang berbaring (pexels.com/Chevon Rossouw)
ilustrasi kucing sedang berbaring (pexels.com/Chevon Rossouw)

Kucing punya kecenderungan untuk menjauh dari orang-orang yang memancarkan energi negatif. Bukan berarti langsung menilai buruk, tapi lebih ke soal rasa nyaman. Jika suasana batin seseorang sedang buruk, kucing bisa merasa gak tenang saat berada di dekatnya.

Ada juga yang percaya bahwa kucing bisa menyerap energi negatif dan membuangnya saat tidur. Itu sebabnya kucing sering terlihat lelah setelah berada di sekitar orang yang stres. Meski belum bisa dibuktikan secara ilmiah, hal ini masih jadi topik menarik di kalangan pecinta kucing.

Kalau selama ini kucing cuma dianggap lucu dan menggemaskan, sekarang bisa dilihat dari sisi yang lebih dalam. Mereka bukan cuma hewan peliharaan, tapi juga makhluk peka yang bisa membaca emosi lewat energi. Gak heran kalau banyak orang merasa lebih tenang saat ditemani kucing kesayangan.

Sumber refrensi:

  1. Jurnal: Nature Astronomy
    Link: https://www.nature.com/articles/s41550-021-01539-1
  2. Jurnal: The Astrophysical Journal
    Link: https://iopscience.iop.org/article/10.3847/1538-4357/ab5e8c

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us