5 Fakta Menarik Hujan Es, Kok Bisa Terjadi?

Kamu pernah gak, tiba-tiba denger suara dentuman keras di atap rumah saat hujan deras? Ternyata, itu bukan sekadar hujan biasa, melainkan hujan es! Fenomena ini bisa bikin mobil penyok, tanaman rusak, bahkan bangunan. Tapi di balik semua kekacauan itu, hujan es sebenarnya punya proses pembentukan yang menarik banget, lho.
Hujan es bukan cuma kumpulan bola es yang jatuh dari langit. Ada banyak fakta unik tentang bagaimana fenomena ini terbentuk dan dampaknya di berbagai tempat. Yuk, kita kupas tuntas fakta menarik hujan es yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya!
1. Hujan es terbentuk dari air super dingin

Kamu pernah dengar istilah air super dingin? Ini adalah air yang suhunya sudah di bawah titik beku 0°C (32°F), tapi tetap berbentuk cair. Ajaib, kan? Para ilmuwan belum sepenuhnya paham kenapa hal ini bisa terjadi, tapi mereka tahu kalau fenomena ini sering banget terjadi di atmosfer atas.
Air super dingin ini jadi kunci utama terbentuknya hujan es. Dilansir National Geographic, air ini mulai membeku ketika bersentuhan dengan partikel kecil seperti debu, kristal es, atau tetesan air lain yang sudah membeku lebih dulu. Nah, dari sinilah awal mula pembentukan bola-bola es yang nantinya turun ke bumi.
Tapi, kenapa bisa jadi bola es besar? Ternyata, semua ini berkat awan cumulonimbus. Awan ini punya arus udara kuat yang mengangkat partikel es kecil ke atas, tempat suhu lebih dingin. Proses ini terjadi berulang kali, membuat lapisan es terus bertambah hingga akhirnya membentuk hujan es.
Hujan es ternyata gak langsung jatuh begitu aja, lho. Prosesnya cukup panjang! Di dalam awan cumulonimbus, partikel es terus terbawa naik dan turun karena arus udara yang kuat. Setiap kali partikel ini naik ke bagian atas awan, lapisan baru es akan menempel di permukaannya. Begitu terus sampai ukurannya makin besar. Bayangin aja seperti bawang yang punya banyak lapisan. Jadi, kalau kamu lihat butiran hujan es yang besar, itu sebenarnya hasil proses panjang di dalam awan sebelum akhirnya jatuh ke bumi.
2. Ukuran hujan es tergantung kekuatan badai

Pernah lihat hujan es sebesar kelereng? Atau malah sebesar bola tenis? Ukuran hujan es ternyata dipengaruhi oleh kekuatan updraft alias arus udara yang mengangkat partikel es ke atas awan. Semakin kuat updraft-nya, semakin besar peluang hujan es untuk tumbuh besar sebelum akhirnya jatuh ke bumi.
MengutipNASA Global Precipitation Measurement, hujan es yang besar biasanya terbentuk dari badai yang sangat kuat. Kalau arus udara di awan cumulonimbus cukup kuat untuk terus mengangkat partikel es ke atas, lapisan-lapisan baru akan terus terbentuk hingga ukurannya mencapai batas maksimum. Begitu beratnya melebihi kekuatan arus udara, barulah hujan es ini jatuh ke permukaan.
Hujan es besar ini bisa sangat merusak, lho. Contohnya, badai di Phoenix, Arizona, tahun 2010, yang menghasilkan hujan es sebesar 7,6 cm dan menyebabkan kerugian hingga $2,8 miliar. Bahkan, rekor hujan es terbesar di Amerika Serikat adalah 20 cm—sebesar bola bowling—yang tercatat di South Dakota pada tahun yang sama. Kebayang kan, betapa kuatnya badai yang membentuk es sebesar itu?
3. Hujan es lebih sering terjadi di musim panas

Tunggu, hujan es di musim panas? Kedengarannya aneh, ya? Tapi faktanya, hujan es memang lebih sering terjadi di musim panas, terutama di daerah yang suhunya panas tapi lembap. Ini karena kombinasi udara panas di permukaan dan udara dingin di atmosfer atas menciptakan kondisi yang pas untuk terbentuknya hujan es.
Menurut publikasi University of Pretoria, suhu tinggi di permukaan bumi menciptakan arus udara panas yang naik dengan cepat, membawa uap air ke ketinggian di mana suhu jauh di bawah nol. Uap air ini kemudian berubah menjadi es ketika mencapai zona beku di atmosfer. Proses ini terjadi berulang hingga menghasilkan hujan es.
Uniknya, meskipun suhu di permukaan panas, es yang jatuh dari awan bisa tetap bertahan karena ukurannya yang besar. Tapi kalau hujan es melewati lapisan udara yang terlalu hangat, es ini bisa mencair sebelum sampai ke tanah, berubah jadi hujan biasa. Jadi, kalau kamu lihat hujan es, itu berarti es tersebut “berhasil” bertahan dari panasnya perjalanan ke permukaan.
4. Kecepatan jatuh hujan es bisa mencapai 100 km/jam

Uniknya, hujan es gak cuma besar doang loh, tapi juga jatuh dengan kecepatan super cepat. Dilansir National Severe Storms Laboratory, hujan es seukuran bola baseball bisa jatuh dengan kecepatan sekitar 161 km/jam. Kecepatan ini dipengaruhi oleh berat dan ukuran hailstone serta kondisi angin di atmosfer.
Bayangkan, hujan es sebesar bola baseball yang jatuh dengan kecepatan seperti itu bisa menyebabkan kerusakan serius. Atap rumah, kendaraan, dan tanaman bisa rusak parah. Bahkan, hewan dan manusia pun bisa terluka jika terkena langsung. Makanya, kalau ada peringatan badai dengan potensi hujan es, penting banget buat kita untuk segera mencari tempat berlindung, ya.
5. Fenomena hujan es sulit diprediksi secara detail

Meski teknologi cuaca semakin canggih, memprediksi hujan es secara spesifik tetap jadi tantangan besar bagi para ahli meteorologi. Dr. Liesl Dyson dari University of Pretoria menjelaskan bahwa salah satu tanda kemungkinan hujan es adalah keberadaan awan mammatocumulus, yaitu awan dengan bentuk unik seperti tonjolan-tonjolan.
Namun, tanda-tanda ini gak selalu muncul, dan hujan es bisa terjadi tiba-tiba tanpa peringatan yang jelas. Itulah kenapa informasi dari layanan cuaca seperti BMKG sangat penting untuk diikuti. Kalau ada peringatan badai petir, sebaiknya langsung siaga karena hujan es bisa jadi bagian dari badai tersebut.
Hujan es mungkin terlihat seperti fenomena biasa, tapi proses pembentukannya ternyata sangat kompleks dan menarik, ya? Dari air super dingin hingga arus udara kuat di awan cumulonimbus, semuanya berperan dalam menciptakan bola es yang bisa jatuh dengan kekuatan luar biasa.
Jadi, lain kali kalau kamu mendengar suara dentuman di atap rumah saat badai, coba lihat ke luar—siapa tahu kamu sedang menyaksikan salah satu keajaiban alam yang jarang terjadi! Tapi ingat, selalu utamakan keselamatan, ya.
Bagaimana, kamu jadi makin penasaran dengan fenomena hujan es ini?