Burung indah dari tanah Papua ini adalah satu dari sekitar 60 burung tak bisa terbang di dunia. Tingginya bisa mencapai 1,9 meter dengan berat hingga 85 kilogram, menjadikan burung ini jadi burung tak bisa terbang terbesar kedua di dunia, setelah burung unta.
Sejak lama, kasuari dikenal sebagai burung yang indah, namun juga menakutkan. Menakutkan karena burung ini dibekali kemampuan yang sanggup untuk membunuh manusia dengan mudah. Berikut 5 fakta menakjubkan kasuari.
Kasuari bukanlah dinosaurus. Tapi, dilansir The Dodo, burung satu ini memiliki kemiripan luar biasa dengan velociraptor dan dia adalah kerabat langsung makhluk prasejarah tersebut yang sudah ada sejak 80 juta tahun lalu!
Setelah melalui proses evolusi selama jutaan tahun, kini ada 3 spesies kasuari. Pertama adalah kasuari selatan (Casuarius casuarius) yang tinggal di Pulau Papua dan Australia. Kedua adalah kasuari kerdil (Casuarius bennetti) yang tinggal di dataaran tinggi Pulau Papua. Terakhir kasuari utara (Casuarius unappendiculatus) yang mendiami dataran rendah Pulau Papua.
Burung ini terkenal akan kecantikannya karena kehadiran leher bewarna kebiruan dan kepala yang elok. Namun, dia juga dikenal sebagai burung paling mematikan di dunia.
Dilansir Smithsonian Magazine, burung ini memiliki satu cakar berukuran 12 cm di setiap kakinya. Satu tendangan kasuari sudah cukup merobek tubuh kita dengan mudah. Belum lagi, burung ini dapat melaju hingga 50 km/jam dan melompat setinggi 1,5 meter yang membuatnya jadi lebih mengerikan.
Kasus kematian pertama akibat tendangan kasuari terjadi pada 1926. Dimana seorang remaja laki-laki yang ingin berburu kasuari tewas akibat diterjang oleh kuku tajam dari kasuari. Selain kasus tersebut, terdapat ratusan insiden serangan kasuari ke manusia.
Salah satu keunikan kasuari adalah dia memiliki tanduk di kepalanya. Namun, dilansir Bali Safari, tanduk tersebut terbuat dari keratin yang memiliki kerapatan seperti spons dan tanduk ini adalah bagian paling misterius dari kasuari.
Sebab, ilmuwan sendiri tidak tau fungsi pasti dari tanduk ini. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa tanduk ini berfungsi melindunginya ketika sedang berlari. Beberapa berpendapat tanduk tersebut sebagai pengatur suhu tubuh. Beberapa berpendapat tanduk tersebut berfungsi sebagai penarik lawan jenis.
Namun, semua hipotesa tersebut belum ada yang terbukti. Satu hal yang pasti, keberadaan tanduk di burung ini adalah cikal bakal penamaan kasuari. Sebab dalam bahasa papua, “kasu” berarti tanduk dan “weri” berarti kepala.
Kasuari merupakan hewan soliter yang malas untuk berkomunikasi. Namun jika sudah musim kawin, sisi lain kasuari akan keluar, mereka akan mulai berkomunikasi dengan cara yang berbeda dibanding burung lainnya.
Dilansir A-Z Animals, kasuari tidak akan mengeluarkan kicauan indah atau memamerkan bulunya untuk menarik lawan jenis. Melainkan, ia akan mengeluarkan gelombang infrasonik dari tenggorokannya untuk menarik pasangan.
Sebenarnya gelombang infrasonik tersebut adalah suara kicau kasuari. Karena frekuensinya rendah, kita tidak bisa mendengarnya. Namun, jika kita sangat peka, kita bisa merasakan dentuman berkekuatan rendah di tulang telinga kita.
Kasuari adalah pemakan paling tidak pilih-pilih. Ia memakan apa saja, termasuk yang beracun bagi kebanyakan burung lain. Namun karena hal itu, dia memainkan peran besar sebagai penyebar biji hutan.
Dilansir Fact Animal, saat kasuari membuang kotoran, saat itu juga ia mengeluarkan biji-bijian hutan yang ia makan. Kotoran kasuari ini membantu meningkatkan tingkat perkecambahan, pertumbuhan, dan bertahan hidup dari biji-biji hutan tersebut. Tak heran, ia dijuluki sebagai petani hutan.
Disamping kengerian dari kasuari, burung ini memiliki peran penting bagi ekosistem. Selain itu, jika tidak diprovokasi atau diganggu, kasuari adalah burung yang cinta damai dan memilih untuk diam saja.