Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Barang rusak.
ilustrasi barang rusak (freepik.com/freepik)

Kebayang gak ribetnya setelah banjir surut? Rumah mungkin bisa dibersihkan, lantai bisa dipel, dan dinding bisa dikeringkan. Tapi masalah sebenarnya muncul saat kamu mulai memilah barang-barang yang terendam air. Tidak semua benda bisa diselamatkan, apalagi kalau sudah terkena air kotor, lumpur, atau bahkan limbah dari luar. Di momen seperti ini, penting banget buat tahu mana barang yang aman dibersihkan dan mana yang sebaiknya langsung dibuang demi kesehatan dan keamanan.

Kadang kita sayang sama barang-barang tertentu karena harganya mahal atau punya nilai sentimental. Tapi kalau kondisinya sudah rusak parah atau berpotensi membahayakan kesehatan, lebih baik rela melepaskan daripada bertahan tapi bikin risiko penyakit. Supaya kamu gak bingung, berikut enam barang yang sebaiknya dibuang setelah terkena banjir, lengkap dengan alasannya!

1. Kasur busa

ilustrasi kasur busa (pexels.com/Zak Chapman)

Kasur busa merupakan salah satu barang yang paling rentan rusak saat terendam banjir. Materialnya menyerap air dalam jumlah besar, termasuk kotoran, lumpur, dan bakteri yang ikut terbawa masuk ke bagian dalam. Meskipun dijemur berhari-hari, kelembapan di inti kasur sulit benar-benar hilang, sehingga menjadi tempat ideal bagi jamur untuk berkembang. Kondisi ini membuat kasur tidak lagi higienis dan dapat menimbulkan risiko kesehatan seperti alergi atau iritasi kulit.

Selain itu, kasur busa yang sudah terendam biasanya mengalami perubahan bentuk. Serat busanya bisa mengempis, mengeras, atau menjadi tidak rata sehingga kehilangan kenyamanan aslinya. Kasur yang sudah berubah struktur ini tidak akan kembali seperti semula meskipun dibersihkan secara maksimal. Karena kebersihannya sulit dipulihkan dan fungsinya sudah menurun, kasur busa sebaiknya diganti dengan yang baru.

2. Bantal dan guling

ilustrasi bantal (pexels.com/Engin Akyurt)

Bantal dan guling berbahan dakron atau kapas juga memiliki sifat menyerap air dengan cepat. Ketika terendam banjir, air kotor masuk hingga ke bagian terdalam dan membawa bakteri, jamur, serta debu halus. Walaupun dicuci, sisa kotoran sering tertinggal di dalam serat, sehingga membuatnya tidak lagi aman digunakan. Bau tidak sedap yang muncul setelah kering pun menandakan bahwa proses pembersihan tidak benar-benar berhasil.

Selain itu, bahan isian yang sudah basah cenderung menggumpal dan kehilangan bentuk aslinya. Bantal atau guling yang menggumpal akan terasa keras, tidak nyaman, dan berpotensi memicu alergi saat digunakan kembali. Karena kebersihan dan kualitasnya tidak bisa pulih sepenuhnya setelah terendam, membuangnya adalah pilihan paling bijak.

3. Karpet bulu atau karpet kain

ilustrasi karpet bulu (freepik.com/mrsiraphol)

Karpet bulu dan karpet berbahan kain tebal sangat mudah menyimpan lumpur serta bakteri ketika banjir masuk ke rumah. Membersihkan karpet ini sering membutuhkan proses berlapis—mulai dari perendaman, penyikatan, hingga pengeringan total—yang hasilnya tetap belum tentu optimal. Pada karpet dengan serat rapat, kotoran cenderung tersangkut di bagian dalam dan sulit terangkat, sehingga menimbulkan bau lembap yang menetap.

Lebih jauh lagi, karpet yang terlalu lama dalam kondisi lembap dapat menjadi sarang jamur dan alergen. Jika tetap digunakan, risiko gangguan pernapasan dan alergi semakin besar. Dibandingkan mempertahankan karpet yang sudah terkontaminasi berat, menggantinya jauh lebih aman dan praktis untuk menjaga kesehatan rumah.

4. Furnitur dari kayu lapis (multipleks)

ilustrasi furnitur dari kayu lapis (freepik.com/wuttichai1983)

Furnitur berbahan kayu lapis memiliki lapisan-lapisan tipis yang direkatkan, sehingga sangat sensitif terhadap air. Ketika terendam banjir, air akan meresap ke dalam dan membuat kayu mengembang atau melengkung. Hasilnya, struktur furnitur menjadi tidak stabil dan mudah goyah. Pada permukaan tertentu, lapisan kayu juga dapat mengelupas karena kualitas lemnya melemah setelah terkena air.

Walaupun dikeringkan, kerusakan internal pada kayu lapis biasanya bersifat permanen. Furnitur yang sudah melengkung atau lapisannya terpisah dapat lebih cepat patah dan berbahaya ketika digunakan. Jika tanda-tanda kerusakan ini sudah terlihat, sebaiknya furnitur dibuang untuk menghindari risiko kecelakaan atau keruntuhan di kemudian hari.

5. Barang elektronik yang terendam

ilustrasi barang elektronik (pexels.com/Nino Souza)

Peralatan elektronik seperti televisi, kulkas, atau speaker sangat rentan rusak jika terendam banjir. Air dapat masuk ke bagian komponen dalam dan menyebabkan korsleting, korosi, dan kerusakan permanen. Walaupun bagian luarnya terlihat kering, kerusakan internal sering tidak terlihat dan baru muncul saat perangkat dinyalakan. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat memicu kebakaran listrik.

Selain risikonya besar, biaya perbaikan perangkat elektronik yang terendam total biasanya tidak sebanding dengan hasilnya. Banyak teknisi pun tidak merekomendasikan memperbaikinya karena tingkat keberhasilannya rendah. Jika perangkat elektronik terendam sepenuhnya, memilih untuk membuangnya jauh lebih aman daripada mengambil risiko.

6. Makanan, obat, dan produk skincare

ilustrasi skincare (pexels.com/Polina)

Semua barang konsumsi dan produk perawatan kulit harus segera dibuang apabila terkena banjir. Air kotor dapat menyusup masuk melalui celah kecil kemasan, meskipun terlihat masih tertutup rapat. Kontaminasi ini bisa menurunkan kualitas produk dan membuatnya tidak aman digunakan atau dikonsumsi. Pada obat-obatan, perubahan kandungan dapat menyebabkan efek samping berbahaya.

Produk skincare dan makanan juga sangat mudah terpengaruh oleh perubahan suhu dan kelembapan yang ekstrem selama banjir. Kandungan di dalamnya bisa bereaksi, berubah warna, atau terkontaminasi bakteri tanpa terlihat jelas. Untuk mencegah risiko iritasi, keracunan, atau efek samping lainnya, barang-barang ini sebaiknya langsung dibuang tanpa ragu.

Itulah 6 barang yang sebaiknya dibuang setelah terendam banjir. Mengganti barang-barang yang sudah rusak memang gak selalu mudah, tapi langkah kecil ini penting buat menjaga kesehatan dan keamanan rumahmu setelah bencana. Jadi, pelan-pelan dibenahi supaya kamu dan keluargamu tetap aman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team