Asal-Usul Makassar: Dari Tabiat hingga Cerita Munculnya Nabi

Makassar, IDN Times - Asal muasal Makassar yang jadi nama ibu kota Sulawesi Selatan selalu jadi topik menarik. Ada beragam versi penjelasan dari mana kata yang selama ini identik dengan nama etnis pengguna bahasa Makassar dan rumpun turunannya.
Debatnya sendiri mengemuka selama masa Orde Baru, bersamaan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 Tahun 1971 perihal perubahan nama kota dari Makassar menjadi Ujung Pandang. Banyak pihak saat itu menuding langkah tersebut sarat muatan politis.
"Makassar adalah nama suku, sementara penduduk Kota Makassar tidak semuanya bersuku Makassar," tutur Bahri, sejarawan Universitas Negeri Makassar (UNM), kepada IDN Times pada 4 September 2020.
1. Nama Makassar sudah tercantum di berbagai sumber literatur sejak abad ke-14
Jika kembali menengok lembaran sejarah, nama "Makassar" lebih sering muncul dalam manuskrip kuno dan naskah catatan dari beberapa abad lampau. Salah satu bukti paling awal adalah "Makassar" tercantum dalam kakawin Negarakertagama (1365) karya Mpu Prapanca, seorang pendeta Buddha yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit.
Saat itu, Makassar disebut jadi salah satu wilayah "taklukan" Majapahit bersama beberapa kerajaan lain di Sulawesi. Antara lain Selaya (Selayar), Butun (Buton), Bantayan (Bantaeng), Banggawi (Banggai), Luwuk (Luwu) dan Udamakatraya (Kep. Banggai). Mpu Prapanca menulisnya sebagai "Makasar" (satu huruf "s") dan merujuk ke negeri/wilayah alih-alih suku.
Lebih jauh, banyak catatan Eropa juga mencantumkan nama "Macacar" atau "Macassar". Di antaranya dilakukan petualang Portugis Tomé Pires pada 1513 dan korespondensi Laksamana Cornelis Speelman dengan Batavia dari tahun 1666. VOC, masa kolonial Hindia-Belanda dan rezim pendudukan Jepang juga memilih nama " Makassar."