Asal-Usul 9 November Menjadi Hari Ulang Tahun Kota Makassar

Makassar, IDN Times - Seperti yang kita ketahui, hari jadi Kota Makassar selalu diperingati pada tanggal 9 November. Agenda tahunan tersebut selalu dirayakan dengan meriah lewat pesta rakyat hingga pasar murah. Untuk tahun 2024 sendiri, momen HUT ke-417 dipusatkan di Lapangan Karebosi yang sarat sejarah.
Makassar memang beberapa kali mengubah tanggal ulang tahun. Tapi, belakangan yang digunakan adalah tanggal 9 November. Keputusan tersebut didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2000. Ini terjadi setahun setelah nama Makassar kembali digunakan, menanggalkan Ujung Pandang yang dipakai sejak 1971.
1. Tak lepas dari tanggal salat Jumat pertama yang dilaksanakan oleh Kerajaan Gowa-Tallo

Lantas darimana dasar penahbiskan 9 November sebagai Hari Jadi Kota Makassar? Tanggal tersebut berasal dari hari salat Jumat pertama diadakan untuk kali pertama di Kerajaan Gowa Tallo, dan konon diikuti oleh ratusan penduduk Gowa-Tallo. Semuanya tumpah ruah memenuhi Mesjid Mangallekana yang berada dalam kompleks Benteng Somba Opu, pusat pemerintahan Gowa-Tallo.
Peristiwa ini diabadikan dalam salah satu entri di Lontaraq Bilang bertarikh 9 November 1607 atau 18 Rajab 1017 Hijriah. Bunyinya yakni :
Nauru mammenteng jumaka ri Talloq uru sallanta ia anne bedeng bunduka ri Tamappalo
Shalat Jumat pertama kali dilakukan di Tallo; kami adalah Muslim pertama; pada tahun ini konon terjadi perang di Tamappalo
Dalam buku Makassar Annals (KITLV, 2010), terjemahan Lontaraq Bilang ke bahasa Inggris, William Cummings selaku penyusun-penerjemah menjelaskan bahwa perang yang dimaksud merupakan bagian dari peristiwa Musu Selleng. Itu merupakan upaya Islamisasi pertama Gowa kepada tiga kerajaan Bugis yakni Bone, Soppeng dan Wajo.
2. Pemilihan tanggal 9 November 1607 tak lepas dari nilai keberagaman

Singkat cerita, setelah melalui proses studi dan diskusi yang dilakukan oleh para sejawaran, akhirnya disepakati bahwa 9 November 1607 menjadi hari lahirnya Kota Makassar. Tak cuma lantaran menjadi momen berskala besar pada masa itu, tapi juga makna historis yakni Islam resmi diterima oleh penduduk Gowa-Tallo.
Dua tahun sebelumnya, penguasa Kerajaan Gowa dan Tallo yakni Sultan Alauddin dan Karaeng Matoaya resmi memeluk agama Islam. Mereka mengucap dua kalimat syahadat di bawah bimbingan ulama asal Minangkabau yakni Abdul Makmur, yang lebih dikenal sebagai Datuk ri Bandang. Di sisi lain, pemilihan 9 November 1607 tak lepas dari nilai keberagaman.
"Penetapan ini mendeklarasikan sikap orang Makassar yang menjunjung tinggi pluralisme sebagai wahana menuju masyarakat madani dan sangat menghargai perdagangan bebas sebagaimana berkembang di era globalisasi sekarang ini," demikian penjelasan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2000.
"Oleh karena sesungguhnya agama Islam dinyatakan sebagai panutan resmi kerajaan, namun golongan dan agama lain di dalam wilayah kerajaan punya hak yang sama dan mempunyai kebebasan dalam berniaga dan bermasyarakat," sambung penjelasan tersebut.
3. Sebelumnya, ada juga 1 April yang menjadi tanggal penetapan Makassar sebagai gemeente

Sudah 24 tahun berlalu sejak Walikota Baso Amiruddin Maula resmi menetapkan 9 November. Keputusan tersebut juga mengakhiri 1 April sebagai Hari Jadi Makassar. Asalnya dari 1 April 1906, di mana pemerintah Hindia-Belanda di Batavia menetapkan Makassar sebagai daerah yang memiliki otonomi sendiri (gemeente).
Irawan Soejito dalam buku Sejarah Pemerintahan Daerah di Indonesia 2 (1984) menulis bahwa keputusan tersebut tak lepas dari statusnya sebagai pusat pemerintahan kolonial di Pulau Sulawesi. Terjadi pertumbuhan pesat di bidang ekonomi sehingga diperlukan pembangunan dan kebijakan politik khusus. Kini, 1 April diperingati sebagai Hari Kebudayaan Kota Makassar.
Dengan usia mencapai 417 tahun, agaknya tak ada yang berubah. Makassar masih sama dengan apa yang terjadi pada tahun 1607 atau 1906 : masih menjadi pusat ekonomi dan terus berkembang menjadi kawasan metropolitan.